Mana Mungkin Tukang Bisnis Mau Jadi Oposisi, Sindir Siapa?

 

eramuslim.com — Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, memberikan tanggapannya terhadap wacana yang mengemuka tentang kemungkinan Partai NasDem akan merapat ke kubu politik yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Gigin, langkah tersebut mendorongnya untuk memberikan pandangan kritis terhadap sosok pemimpin Partai NasDem.

Baginya, konsep seorang pebisnis yang menjadi bagian dari oposisi adalah hal yang tidak mungkin terjadi.

“Mana mungkin tukang bisnis mau menjadi oposisi,” ujar Gigin dalam keterangannya di aplikasi X @giginpraginanto (24/4/2024).

Gigin menegaskan bahwa dalam logika bisnis politik, para pelaku bisnis cenderung untuk menjalin hubungan yang menguntungkan secara finansial dan politik.

Dalam konteks ini, menjadi bagian dari oposisi seringkali tidak selaras dengan kepentingan bisnis.

Gigin juga menyoroti citra idealis dan nasionalis yang seringkali diproyeksikan oleh sosok pemimpin Partai NasDem.

Tambahnya, gaya dan retorika yang tampak idealis tersebut seharusnya tidak mengaburkan fakta bahwa politik Surya Paloh, ketua Partai NasDem, adalah sebuah bentuk bisnis.

Dengan cara pandang ini, Gigin menekankan bahwa keputusan politik yang diambil oleh Partai NasDem atau Surya Paloh harus dipahami dalam konteks strategi bisnis dan keuntungan politik jangka panjang.

“Sejak awal saya tidak terkecoh oleh gayanya yang sok idealis dan nasionalis,” tukasnya.

Melalui analisisnya, Gigin mencermati bahwa Surya Paloh dan Partai NasDem memandang politik sebagai ajang bisnis yang memerlukan strategi dan kalkulasi yang matang.

“Baginya, politik adalah bisnis,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menegaskan keputusannya untuk membawa partainya bergabung dengan kubu politik yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Keputusan ini tampaknya telah diambil dengan mantap, karena menurut Surya Paloh, tidak ada pilihan terbaik selain bergabung dengan pemerintah periode selanjutnya.

Alasan di balik keputusan ini adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan dari pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yang diusung oleh PDIP.

Dengan berakhirnya proses gugatan tersebut, Surya Paloh menyatakan bahwa NasDem harus mempertimbangkan peluang untuk merapat ke pemerintahan berikutnya.

Surya Paloh menekankan bahwa yang terpenting bagi NasDem adalah spirit partai yang masih sejalan dengan visi dan misi partai.

Meskipun bergabung dengan koalisi lain, NasDem tetap akan menjaga integritas dan keberpihakan pada nilai-nilai yang diyakininya.

Dalam konteks ini, Surya Paloh menegaskan bahwa keputusan untuk bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran bukanlah langkah impulsif, tetapi hasil dari pertimbangan matang terhadap arah dan strategi politik yang dijalankan oleh NasDem.

(sumber: fajar)

Beri Komentar