Pemilu 2024 Ibarat ‘Kemalingan’, Pencurinya Ketahuan tapi Tak Bisa Ditangkap karena Lebih Kuat

eramuslim.com – Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) Sudirman Said menyampaikan pemilihan umum (pemilu) 2024 memberikan pengalaman baru serta menghasilkan aset para anak muda yang kreatif dan berenergi untuk mendorong negeri ini menuju proses kemajuan dan korektif atas segala bentuk kesewenang-wenangan dan penyelewengan dalam bernegara.

“Oleh sebab itu, para anak muda perlu bentuk formasi baru untuk perjuangan ke depan,” ucap Sudirman dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Gerakan Bersama Indonesia dengan tema ‘Pemilu Buruk, Akankah Masa Depan Generasi Terpuruk?’ yang dihadiri KBA News di Kohai Izakaya, Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu, 9 Maret 2024.

Menurutnya kesewenang-wenangan tidak abadi jika merujuk dari perjalanan bangsa ini. Lalu dia mencontohkan dari mulai lahirnya gerakan Boedi Oetomo 1908 di masa kolonial Belanda, kemudian Kongres Pemuda 1928.

Dari situ berlanjut gerakan hingga Proklamasi RI 1945. Lalu terjadi gerakan dan perubahan pada 1965, kemudian Reformasi 1998.

“Yang membuat kesewenang-wenangan, kejahatan, dan penyelewengan berhenti ya prinsip kita semua. Maka perlu membangun jaringan kekuatan. Terutama anak muda untuk membuat formasi baru bagi perjuangan ke depan,” ungkapnya.

Dia pun menilai di situasi pemilu ini, lanjut Sudirman, diibaratkan seperti seorang yang baru musibah kemalingan, kemudian mengetahui pencurinya, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena begitu kuatnya si pencuri, lalu mandek dan tidak berguna dalam melakukan sesuatu.

Oleh sebab itu, dia berharap agar para anak muda mampu menjadi perekat kolaborasi antar generasi dan lintas warna (semua golongan) untuk menjaga demokrasi dalam mewujudkan keadilan bagi rakyat.

“Saya optimistis demokrasi akan terjaga. Saya tidak percaya bahwa penyimpangan, kejahatan, dan kesewenang-wenangan akan lestari. Itu hanya temporer,” tutur Sudirman.

Diskusi ini selain dihadiri yang juga menjabat sebagai Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Sudirman Said, Peneliti Ekonomi Lingkungan dan Pendiri Think Policy Andhyta Firselly Utami, Sejarahwan dari Universitas Indonesia JJ Rizal, Tim Muda Paslon 03 Dharmaji Suradika, Co Founder Gerakaan Bersama Indonesia Muhammad Rahmat Yananda dan moderator Ahmad Jilul Qurani Farid. (Sumber: kba)

Beri Komentar