eramuslim.com – Pengamat politik dari PolMark Research Centre, Eep Saefulloh menilai pasangan calon Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran harus kalah di Pilpres 2024.
Hal itu menurut Eep Saefulloh agar Presiden Jokowi bisa dikasih pelajaran bahwa tidak boleh lagi ada presiden Indonesia yang boleh melakukan nepotisme dan memihak kepada salah satu Paslon.
“Prabowo-Gibran harus kalah, maka kemudian Pak Jokowi dikasih pelajaran,” kata Eep Saefulloh, dikutip dari tayangan video yang diunggah akun TikTok @anak_ogi, Sabtu, 3 Februari 2024.
“Dengan pelajaran itu kita bisa mengumumkan bahwa tidak boleh lagi ada Presiden Indonesia melakukan hal semacam itu, melakukan nepotisme secara terang-terangan, melakukan pemihakan dengan terang-terangan,” jelasnya.
Menurut Eep, pelajaran terkait presiden RI tidak boleh melakukan keberpihakan di Pilpres tidak cukup jika hanya sebatas pernyataan, melainkan juga harus diatur dalam Undang-Undang (UU).
“Tetapi menyatakan itu saja tidak cukup, ada sejumlah perangkat perundang-undangan harus dibuat, salah satunya adalah undang-undang lembaga kepresidenan ternyata amat sangat perlu,” tuturnya.
Ia pun mencotohkan undang-undang yang diterapkan di Amerika Serikat dimana pada akhir masa jabatan, presiden AS tidak diperbolehkan terlibat dalam urusan elektoral.
“Termasuk di dalamnya mengatur seperti di Amerika ada aturannya gitu, di saat-saat akhir masa jabatan presiden itu dibikin pincang dikarenakan presiden akan terlibat dalam urusan elektoral,” terangnya.
Tak hanya mengatur soal itu, lanjut Eep Saefulloh, dalam undang-undang AS juga diatur terkait pendanaan politik.
“Termasuk undang-undang political financing pendanaan politik, sehingga oligarki itu bukan diatasi dengan kekuatan pemimpin, tapi juga ada regulasinya,” ujarnya.
(Sumber: Terkini)