Politisi Gerindra: TemanAhok Gak Bisa Dipercaya!

temanahok jilbab3
Kasian, usia muda udah kayak begini… Yang perempuan pake jilbab tapi menentang perintah Allah Swt yang bertebaran di Al-Qur’an…

Eramuslim.com – Nama politikus Gerindra, Habiburokhman, melejit kembali setelah relawan Basuki Purnama (Ahok) mengklaim berhasil mengumpulkan satu juta KTP warga Jakarta untuk mendukung Ahok lewat jalur independen pada Pilkada DKI 2017.

Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra itu memang sempat berkelakar bahwa dirinya akan terjun bebas dari puncak Monumen Nasional  (Monas) jika Teman Ahok bisa mengumpulkan 1 juta KTP. Kini “janji” itu ditagih oleh banyak orang. Bahkan isu ini sempat jadi trending topic di twitter.

Menanggapi itu, lewat twitternya Habiburokhman menilai klaim dari Teman Ahok belum dapat diverifikasi kebenarannya.

“Klaim 1 jt KTP tersebut sangat tidak dapat dipercaya karena satu- satunya pihak yang menghitung, memverifikasi dan mengklaim hanyalah Teman Ahok sendiri,” ujar Habiburokhman melalui akun Twitter @habiburokhman, tadi malam.

Dia juga mengaku ragu akan kredibilitas Teman Ahok. Terlebih, ada data di Komisi III DPR yang menyebut aliran uang panas sebesar Rp 30 miliar ke kantong Teman Ahok yang bersumber dari salah satu pengembang mega proyek reklamasi Teluk Utara Jakarta.

“Saya menganggap klain tersebut tidak lebih dari psywar politik murahan, hanya untuk mengangkat popularitas Ahok yang dibenci rakyat,” singgungnya.

Habiburokhman juga melihat keraguan dari Ahok sendiri. Faktanya, Ahok masih mengharapkan ada dukungan partai politik. Begitu juga dengan sikap Teman Ahok yang kini melunak dengan parpol.

Hal lain yang membuat ia ragu akan kredibilitas Teman Ahok antara lain langkah kelompok relawan itu mengajukan uji materi UU Pilkada yang sudah ditetapkan DPR RI.

“Selain itu Teman Ahok juga terlihat sangat ketakutan ketika dalam UU Pilkada yang baru metode verifikasi dilakukan dengan sensus atau pengecekan satu persatu,” tambah Habiburokhman.

“Melihat gelagatnya saya curiga pasti ada masalah besar dalam pengumpulan KTP tersebut, mungkin saja terjadi manipulasi selama pengumpulan KTP,” kicaunya.