Soal Banyaknya Warga yang Tolak Pengungsi Rohingya, Jokowi Beri Instruksi Ini…

eramuslim.com – Warga Rohingya, Myanmar yang memasuki wilayah Indonesia sebagai pengungsi menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia.

Apalagi, tidak sedikit warga menentang bahkan menolak kehadiran pengungsi tersebut di wilayahnya. Kondisi itu tentu harus menjadi perhatian pemerintah, sehingga ada solusi atas nasib para pengungsi yang telah menyeberangi lautan itu untuk sampai ke Indonesia.

Mengenai masalah pengungsi Rohingya itu, presiden Joko Widodo memerintahkan Menkopolhukam Mahfud Md untuk menangani masalah pengungsi Rohingya itu.

Dilansir dari Antara pada Senin (4/12), instruksi Jokowi itu disampaikan saat akan bertolak menuju Nusa Tenggara Timur di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/12).

“Ya saya telah memerintahkan Menkopolhukam untuk menangani bersama-sama dengan daerah, bersama-sama dengan UNHCR,” kata Jokowi singkat dalam keterangannya.

Sebelumnya, UNHCR sebagai lembaga Persatuan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi mengatakan pengungsi Rohingya datang ke Indonesia tidak untuk mengeksploitasi Indonesia atau keramahan masyarakat Indonesia.

Sebaliknya, para pencari suaka Rohingya disebut oleh UNHCR sebagai orang-orang tangguh yang jika dimanfaatkan akan mampu berkontribusi besar kepada masyarakat.

Mitra Salima selaku Juru bicara UNHCR Indonesia menyampaikan bahwa para pengungsi tersebut datang karena keputusasaan yang diakibatkan oleh meningkatnya kasus pembunuhan, penculikan, dan situasi berbahaya di tempat tinggal sebelumnya.

Menurut Mitra, imigran Rohingya telah mengetahui dan selalu diingatkan oleh UNHCR bahwa mereka adalah tamu di Indonesia, sehingga wajib mengikuti hukum dan adat istiadat yang berlaku di Indonesia.

Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 dan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 mengatur penerimaan dan penanganan pengungsi di dalam negeri, kata Mitra.

Dirinya juga memaparkan bahwa keberadaan UNHCR di Indonesia adalah untuk membantu pemerintah menangani masalah pengungsi dan membantu mencari solusi bagi pengungsi.

Mitra menyebutkan bahwa lebih dari 70 persen pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia selama sebulan terakhir adalah perempuan dan anak-anak.

Berdasarkan data UNHCR, mayoritas pengungsi Rohingya menyelamatkan diri dan diberi status pengungsi, seperti 960.000 orang lebih di Bangladesh, 107.000 orang di Malaysia, dan 22.000 orang di India.

Tahun 2022 merupakan salah satu tahun paling mematikan dalam sejarah pergerakan maritim pengungsi Rohingya di Asia Tenggara. Dilaporkan terdapat 348 orang, termasuk anak-anak, tewas atau hilang secara tragis.

Selama puluhan tahun, warga Rohingya disebutkan telah mengalami penderitaan ekstrem di Myanmar.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar