Hersubeno Arief: Survei Litbang Kompas, Jokowi dalam Bahaya?

Publikasi Litbang Kompas menjadi penting, karena mengubah konstelasi. Meski dinyatakan independen, Litbang Kompas sebenarnya berada dalam satu kelompok bersama belasan lembaga survei yang menjadi pendukung Jokowi.

Selisih elektabilitasnya kok bisa sangat jauh? Litbang Kompas hanya menyebut sekitar 12 persen. Sementara SMRC 25.8 persen, dan yang paling fantastis LSI Denny JA 27.8 persen.

Berkembang kabar ada tarik menarik di internal Kompas dengan istana sebelum sampai pada keputusan mempublikasikan survei itu. Dipublikasikan apa tidak? Kalau dipublikasikan berapa angka elektabilitas yang harus dimunculkan, dan berapa angka yang belum memutuskan untuk memilih?

Sebuah informasi yang beredar luas di media sosial menyebutkan, pengusaha Sofyan Wanandi sudah membocorkan hasil survei itu.

Dalam pertemuan dengan pengusaha yang tergabung dalam APINDO Senin malam (18/3), Sofyan menyebutkan survei Kompas tidak akan dipublikasikan. Elektabilitas di bawah 50 persen dengan selisih hanya 11 %, membuat Jokowi sangat takut.

Sofyan mengingatkan para pengusaha untuk mengerahkan semua sumber daya memenangkan Jokowi. “ Jokowi belum tentu menang, kita tidak boleh lengah,” ujarnya mewanti-wanti.

Soal tidak mempublikasikan survei karena jagoannya bakal kalah pernah dilakukan Kompas. Pada Pilkada DKI 2017 putaran kedua, Kompas tidak mempublikasikan hasil survei. Data yang mereka miliki pasangan Ahok-Djarot kalah telak. Kalau dipublikasikan semangat Ahok-Djarot dan pendukungnya bisa langsung runtuh.

Survei Litbang Kompas terbukti “akurat”. Ahok-Djarot kalah dari Anies-Sandi dengan selisih  suara 15, 92 persen.

Coba bandingkan dengan hasil survei SMRC. Hanya sepekan sebelum pelaksanaan pilkada putaran dua, SMRC menyatakan selisih suara Anies-Sandi dengan Ahok-Djarot hanya 1 persen.

Dengan trend Ahok-Djarot naik 3,1%, sedangkan dukungan untuk Anies-Sandi turun sekitar 2,8%. Dengan begitu SMRC ingin menyampaikan pesan bahwa Ahok-Djarot akan memenangkan piligub.

LSI Denny JA malah sudah lebih dahulu tereliminasi pada putaran pertama. Sebagai konsultan pasangan Agus-Silvy, survei LSI selalu menempatkan kliennya di posisi teratas. Anies-Sandi mereka nyatakan akan tersingkir di putaran pertama. Hasilnya terbalik, justru Agus-Silvy yang tersingkir.

Main aman dan pintu darurat

Keputusan Litbang Kompas tetap mempublikasikan hasil survei, tampaknya merupakan jalan aman yang harus mereka tempuh. Litbang Kompas tetap ingin menjaga reputasinya, sekaligus  tetap dapat mempublikasikan angka elektabilitas yang tidak terlalu “mengganggu” suasana hati Jokowi.