Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki Dalam Bahaya


Oleh: Ust. Fathuddin Ja’far

Pilkada Turki yang berlangsung Ahad 31 Maret kemarin memberikan kejutan dan di luar perkiraan para pengamat politik, termasuk elite partai AKP pimpinan Presiden Erdogan yang sudah berkuasa sekitar 26 tahun.

Menurut hasil yang dipublikasikan oleh kantor resmi Anadolu Agency, Imamoglu, Walikota Istanbul dari partai oposisi, Partai Rakyat Republik besutan mendiang Mustafa Kemal, memperoleh 51%, dibandingkan dengan pesaingnya dari AKP yang memperoleh 39,5%.

Sedangkan di Ankara, Ibu Kota Turki, Yavaş meraih 60,3%, dibandingkan dengan 31,6% pesaingnya dari AKP.

Di seluruh negara bagian Turki, Partai Rakyat Republik memperoleh 37,7% setelah perhitungan 99,8% suara. Para kadernya menang di 36 dari 81 daerah pemilihan kepala daerah Turki.

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa memperoleh 35,4% suara, sedangkan sekutunya, Partai Gerakan Nasionalis, memperoleh 4,9%.

Adapun Partai Kesejahteraan Baru, pimpinan Fateh Erbakan, anak Al-Marhum Prof. DR. Erbakan, tokoh besar politik Islam Turki, memperoleh 6,1%, Partai Rakyat Demokratik, 5,6%, dan Partai Jayid/Baik, 3,7%.

*Penyebab Kekalahan*
Banyak analisa terkait penyebab kemunduran dan kekalahan AKP yang sudah berkuasa seperempat abad lebih.

Ketua Partai Kesejahteraan Baru, DR. Fateh Erbakan, mengomentari singkat : “Rakyat Turki sedang mengeluarkan kartu kuning kepada AKP. AKP lebih baik introspeksi diri, dari pada menyalahkan orang lain. Sikap Presiden Erdogan dan AKP yang tidak tegas kepada pembunuh (Israel) yang melakukan pembunuhan massal (genosida) atas umat Islam Gaza dan perdagangan dengan Israel tetap jalan.

Apalgi sekarang, Turki sedang dilanda krisis ekonomi yang sangat dahsyat”.

Erdogan sendiri mengakui bahwa ia dan para petinggi AKP akan melakukan introspeksi total dan berjanji menghormati keputusan dan pilihan rakyat.

Di balik sana, Menlu Israel, Israel Katz, langsung mengucapkan selamat kepada Imamoglu, menjadi Wali Kota Istanbul kedua kalinya dan juga keunggulan partainya di berbagai wilayah pemilihan di Turki.

Banyak analisa terkait kemunduran AKP dalan Pilkada kali ini. Umumnya meyakini kemerosotan perolehan suara AKP di Pilkada Turki kali ini disebabkan dua perkara utama : Krisis ekonomi dan tidak tegas menghadapi Israel yang melakukan pembantaian massal terhadap 2.2 juta penduduk Gaza sejak 7 Oktober 2013 tahun lalu dan masih berlanjut samapi detik ini.

*Pelajaran Berharga*
Apa yang terjadi di Turki sejak Erdogan dan partainya AKP berkuasa 26 tahun lalu sampai hari ini perlu dijadikan pelajaran berharga.

Hari ini, masyarakat Turki yang taat beragama akan merasa was-was. Sebabnya, belum berkuasa, para pendukung partai sekular oposisi (Partai Rakyat Republik) sudah berkoar-koar akan menyerang setiap Muslimah berhijab di tempat-tempat umum, membubarkan sekolah-sekolah Al-Qur’an, melarang menjalankan syiar-syiar Islam di lembaga-lembaga pemerintahan, area publik dan sebagainya.

Sebenarnya, 26 tahun berkuasa cukup untuk menguatkan sendi-sendi keislaman di masyarakat jika dilakukan hal-hal strategis, praktis dan valuable yang terimplementasi dalam perturan/perundang-undangan, pendidikan dan media.

Hal tersebut tidak terjadi dalam pemerintahan Erdogan selama 26 tahun, sehingga keislaman yang berkembang selama Erdogan dan AKP berkuasa hanya sebatas syiar (tampilan) umum yang tidak menyentuh esensi ajaran Islam yang mendorong kesadaran keislaman masyarakat tumbuh subur secara bertahap dan positif.

Kasus sepeti Turki ini terjadi hampir di seluruh negeri Muslim. Semakin lama merdeka dari penjajahan dan semakin lama berkuasa, malah semakin terjadi degradasi pada ajaran Islam dalam pemerintahan yang secara otomatis mempengaruhi sprit keberislaman masyarakat Muslim itu sendiri.

Sebaliknya, kemunculan berbagai gerakan dakwah Islam dan kesadaran kembali kepada Islam secara utuh dan menyeluruh, belum mampu mempengaruhi jalan pikiran para politisi, pejabat dan penguasa Muslim. Bahkan yang terjadi adalah benturan dan dianggap sebagai misuh negara dan negeri.

Kenapa bisa terjadi seperti itu? Menurut hemat penulis, Allahu A’lam, secara umum umat Islam pasca penjajahan, mengidap 5 virus berat yang melumpuhkan akal dan hati, yaitu :

1. Kurang yakin kepada Allah dan janji-janji-Nya dan juga janji-janji Rasulullah.

2. Tidak mau belajar dari sejarah umat Islam yang sudah terbentang 14,5 abad lebih di mana umat ini sudah maju dalam segala sisi kehidupan ini berabad-abad sebelum kemajuan Barat dan Timur.

3. Mengidap mentalitas orang kalah atau Inferiority complex.

4. Mengidap virus wahn (cinta dunia dan takut mati).

5. Mengekor kepada Barat dan Timur dalam sistem hidup dan praktik kehidupan (tidak kreatif dan inovatif).

Semoga Allah selalu membimbing kita dan kaum Muslimin, khususnya di Palestina agar merdeka dari segala bentuk penjajahan.

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku yg dirahmati Allah.. Kondisi saudara kita di Gaza semakin memprihatinkan. Sktr 2 jt orang sedang kelaparan. Ayo di bln Ramadhan penuh berkah ini kita tingkatkan infak dan doa kita utk mereka. Salurkan infak terbaiknya via No Rek : 7022951577, BSI A/N. Fathuddin Jafar. Silahkan kirim bukti transfer ke WA No. 08158314467. Semoga Allah balas 700x lipat lebih.

جزاكم الله خيرا

Beri Komentar