Hamas: Amerika Serikat Terlibat dalam Pembantaian di Kamp Pengungsi Nuseirat

Seorang wanita berjalan melewati poster bergambar sandera Noa Argamani, Omer Shem Tov dan Shani Gabay, yang diambil oleh para pejuang Hamas dalam serangan 7 Oktober, setelah unjuk rasa di Tel Aviv pada 31 Oktober 2023. Foto: Ahmad Gharabli/AFP

Eramuslim.com – Militer ‘Israel’ mendapat dukungan Amerika Serikat (AS) dalam membebaskan empat sandera dari Gaza dalam pembantaian siang hari di Nuseirat yang menewaskan lebih dari 200 warga Palestina.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Axios bahwa sel AS di ‘Israel’ telah “mendukung” upaya pembebasan para sandera.

Sebelumnya, pada hari Sabtu serdadu Zionis mengatakan mereka telah menargetkan infrastruktur di daerah Nuseirat, di utara kota Deir al-Balah di pusat daerah kantong yang terkepung itu.

Kantor media pemerintah Palestina di Gaza mengatakan, jumlah korban terbunuh akibat serangan ‘Israel’ di Gaza tengah telah mencapai sedikitnya 210 orang, dan 400 lainnya terluka.

Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasikan bahwa sejumlah besar warga Palestina yang terbunuh dan terluka telah tiba di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa. Dikatakan bahwa sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.

“Penjajah telah memusnahkan kamp pengungsi Nuseirat. Warga sipil yang tidak bersalah dan tidak bersenjata dibom di rumah mereka. Saya belum pernah melihat hal seperti ini. Ini adalah bencana,” kata Nidal Abdo, warga setempat, kepada Middle East Eye.

“Saya datang dari kamp ke rumah sakit dengan berjalan kaki. Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana kami mengungsi. Saya melihat anak-anak mati dan potongan tubuh berserakan saat kami mengungsi. Tidak ada yang bisa membantu mereka. Saya melihat seorang lelaki tua  yang terbunuh berada di gerobak yang ditarik binatang.

“Nuseirat sedang dimusnahkan. Itu adalah neraka.”

Hamas mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu yang mengutuk keterlibatan AS dalam pembantaian tersebut.

Hamas menyatakan: “Partisipasi Amerika dalam operasi kriminal yang dilakukan hari ini membuktikan sekali lagi keterlibatan pemerintah Amerika, partisipasi penuh mereka dalam kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza, [dan] kepalsuan pernyataan mereka mengenai situasi kemanusiaan dan keprihatinannya terhadap nyawa warga sipil.”

Hamas mengatakan bahwa pengumuman “pembebasan sejumlah sandera” di Gaza, mengacu pada pembebasan sandera ‘Israel’, tidak akan mengubah “kegagalan strategis ‘Israel’ di Jalur Gaza” setelah delapan bulan “pembantaian, genosida, pengepungan dan kelaparan”.

“Al-Muqawamah kami yang gagah berani masih mempertahankan jumlah terbesar yang dimilikinya, dan mampu meningkatkan jumlah tahanannya,” ungkap Hamas.

Empat sandera ‘Israel’ yang dibebaskan bernama Noa Argamani, Almog Meir Jan, Andrey Kozlov dan Shlomi Ziv.

Keempatnya, yang dilaporkan dalam keadaan sehat, dibawa ke rumah sakit Tel Hashomer untuk evaluasi lebih lanjut.

Keempatnya ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober dari festival musik Supernova.

Gambar pada hari Sabtu menunjukkan Argamani sedang memeluk ayahnya setelah dibebaskan.

Serangan tanggal 7 Oktober menyebabkan 1.171 orang tewas dan ratusan warga Zionis dibawa ke Gaza; 116 dari 251 orang yang ditangkap diyakini masih ditahan di Gaza.

Awal pekan ini, militer ‘Israel’ mengumumkan telah memverifikasi kematian empat warga Zionis yang ditahan oleh Hamas, berdasarkan informasi intelijen yang baru diperoleh.

Menurut surat kabar ‘Israel’, Haaretz, serdadu ‘Israel’ sedang memeriksa apakah mereka dibunuh oleh kelompok perlawanan tersebut. Keempat sandera itu diketahui masih hidup saat memasuki Gaza.

Chaim Peri (79), Amiram Cooper (84), Yoram Metzger (80), dan Nadav Popplewell (51), diyakini bersama di daerah Khan Yunis dan meninggal bersama beberapa bulan lalu.

Pada bulan Desember, Hamas menerbitkan video Peri, Cooper dan Metzger hidup, dan pada bulan Maret Hamas mengatakan bahwa ketiganya tewas oleh serangan ‘Israel’.

Jenazah keempat orang tersebut ditahan oleh Hamas, kata serdadu ‘Israel’.

Jumlah total sandera yang kematiannya telah dikonfirmasi kini mencapai 43 orang. (Middle East Eye/Sahabat Al-Aqsha)

Beri Komentar