Eramuslim.com – Agresi dan pengeboman ‘Israel’ di Gaza tanpa henti telah mendapatkan dukungan signifikan, diperkuat dengan dukungan meresahkan dari seorang rabbi ultra-ortodoks. Baru-baru ini pernyataan Rabbi Yaron Reuven meresahkan publik setelah menyatakan membolehkan membunuh siapa saja di Gaza.
Yaron Reuven secara mengejutkan menganjurkan tindakan –yang oleh banyak orang digambarkan sebagai bentuk genosida—dengan mengatakan Tuhan memerintahkan ‘Israel’ melenyapkan semua anak.
“Tuhan memerintahkan kita untuk melenyapkan anak-anak. Teks suci kita memerintahkan kita untuk tidak membiarkan siapa pun selama masa perang. Tidak ada ruang untuk belas kasihan,” katanya dalam sebuah potongan video yang viral di media sosial.
Rabi Ultra-Zionis Yaron Reuven anjurkan pembunuhan:
“Taurat ayat 19 pasal 25: laki-laki, perempuan & anak2 tidak mempunyai hak bertahan hidup. Menurut perintah ilahi, mereka hrs disingkirkan”…
“Tuhan memerintahkan kita melenyapkan anak-anak” (tanpa belas kasihan)@Resist_05 pic.twitter.com/Fs8ghupBor
— Hidayatullah.com (@hidcom) December 9, 2023
Rabi ini juga berusaha merasionalkan pembunuhan anak-anak dengan menyatakan, “Bahkan anak-anak pun tidak boleh diberi belas kasihan. Melakukan hal tersebut berarti tidak baik terhadap calon korban anak-anak tersebut ketika mereka dewasa,” katanya yang juga diunggak di platform Instagram @palestine.graph.
Menurutnya ideologi yang dianut anak-anak (Gaza, red) ini ketika mereka tumbuh dewasa bahkan lebih berbahaya daripada ideologi orang tua mereka. Ia kemudian mengutip dua ayat yang diklaim menjelaskan tidak adanya belas kasihan dalam memerangi musuh, baik laki-laki, perempuan dan anak-anak.
“Dalam Taurat ayat 19 Pasal 25 disebutkan bahwa laki-laki, perempuan, dan anak-anak tidak berhak untuk bertahan hidup. Sesuai perintah ilahi, anak-anak juga harus dieliminasi,” kata Reuven dikutip laman Anews.com.
Apa yang dikatakan oleh Rabbi Yahudi ini jelas berbeda dengan ajaran Islam dimana perempuan dan anak-anak tidak boleh dijadikan sasaran perang, dan Islam menuntut agar tawanan perang diperlakukan dengan baik.
(Hidayatullah)
