Survei: 40 Persen Orang ‘Israel’ Dukung Pendudukan Gaza

53 Warga Israel Ditolak Masuk Indonesia - Jawa Pos

Eramuslim.com – Empat puluh persen warga Israel mendukung tentara mereka untuk menguasai Gaza pasca-perang. Fakta itu terungkap dalam sebuah survei baru yang dipublikasikan I24, media Israel.

Survei yang dirilis pada 1 Juni oleh media berbahasa Ibrani itu dilakukan antara akhir Maret dan awal April.

Empat puluh persen di antaranya “mendukung Israel untuk mengambil alih kendali atas Gaza setelah konflik yang sedang berlangsung,” menurut hasil yang diperoleh dari 1.001 warga Israel, yang juga menunjukkan “dukungan luas terhadap tindakan militer saat ini.”

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 39 persen responden percaya bahwa tindakan tentara Israel di Gaza sudah “tepat”. Sebanyak 34 persen lainnya percaya bahwa tentara Israel “tidak bertindak cukup jauh.”

Hanya 19 persen yang mengatakan bahwa perang Israel di Gaza telah berlebihan dan tidak proporsional. Selain itu, 40 persen mengatakan bahwa mereka yakin Israel akan mencapai tujuannya di jalur tersebut, sementara 27 persen mengatakan bahwa mereka optimis.

“Potensi konflik yang akan meluas ke wilayah lain menjadi kekhawatiran bagi 61 persen dari mereka yang disurvei. Dalam hal pemerintahan Gaza setelah perang, hanya 14 persen responden yang berpikir bahwa penduduk Gaza harus memutuskan masa depan mereka.”

Namun, survei tersebut menambahkan bahwa 74 persen warga Arab Israel percaya bahwa tindakan Israel di Gaza telah berlebihan, dan hanya tiga persen yang mendukung kontrol Israel atas Gaza di masa depan.

Pemerintah AS telah mendorong gagasan Otoritas Palestina (OP) untuk mengambil alih kendali atas Gaza pasca-perang di bawah pengawasan Israel dan negara-negara Arab. Meski begitu, hal tersebut ditolak oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan hanya didukung oleh 12 persen warga Israel, menurut jajak pendapat baru tersebut.

Mengutip Times of Israel, para diplomat Barat pada bulan Desember mengatakan bahwa Tel Aviv sedang menyiapkan panggung untuk menduduki kembali Gaza pasca perang. “Saya tidak melihat skenario yang lebih mungkin terjadi,” kata salah satu diplomat, kutip media lokal Israel itu.

Sebulan sebelumnya, Netanyahu mengatakan bahwa Israel harus membangun kontrol keamanan atas Gaza untuk jangka waktu yang “tidak terbatas” setelah perang berakhir.

Pada akhir Oktober, sebuah media berbahasa Ibrani membocorkan sebuah dokumen intelijen memuat rincian rencana untuk menduduki kembali Gaza dan pembersihan etnis di sana. Rencana itu menyerukan pembangunan kembali “Gush Katif,” nama Israel untuk blok pemukiman Yahudi di Gaza yang dievakuasi pada tahun 2005 di bawah Undang-Undang Pelepasan di mana membuat pasukan Israel menarik diri dari wilayah tersebut.

(Hidayatullah)

Beri Komentar