Hotel Setan, Saksi Bisu Kegigihan Nabi Ibrahim

Eramuslim – Puncak pelaksanaan ibadah haji salah satunya adalah dengan melempar jumrah di Jamarat atau lebih dikenal sebagai Hotel Setan. Tempat sakral ini menjadi titik krusial saat musim haji. Uniknya, meski musim haji berlalu tetapi Hotel Setan terus benderang di kala siang hari.

Bangunan dengan kapasitas lebih dari 3 juta orang itu memang sengaja dibiarkan terang oleh Pemerintah Arab Saudi. Tujuannya ada dua, yakni menghindari kejahatan dan lokasi tersebut dijaga ketat karena sakral. Jangan harap bisa memasuki Jamarat meski musim haji terlah berlalu.

Seperti dikutip Okezone buku ‘Haji dan Umrah Mabrur Itu Mudah dan Indah’ karya Dr Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, Jamarat (tempat melontar jumrah) adapun keutamaan melontar jumrah adalah sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut ini:

1. Melempar jumrah pada hakikatnya adalah melontar syaitan.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan, yang artinya:

Dari Ibnu AbbasRa berkata, ketika Nabi Ibrahim AS kekasih Allah SWT akan menunaikan manasik, datanglah syaitan di jumrah, lalu Nabi Ibrahim melempar syaitan dengan tujuh butir batu hingga syaitan lenyap. Kemudian syaitan datang menggodanya lagi di jumrah kedua, lalu beliau melontarnya dengan tujuh kali lontaran hingga dia lenyap lagi. Kemudian syaitan datang lagi di jumrah yang ketiga, lalu beliau melontarkan kembali dengan tujuh kali lontaran hingga hilang di bumi. Ibnu Abbas berkata, ‘Syaitan kalian lontari, dan agama bapak kalian (Ibrahim AS) kalian ikuti.” (HR Bukhari, No. 1751, Kitab Al Hajj)