Resign Bareng

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Sekarang ini saya akan mengajukan resign tapi kebetulan teman saya juga akan melakukannya. Rencana kami akan barengan aja ngomong ke atasan. Tapi apakah itu gak pa pa? Dan bagaimana cara yang jitu untuk keluar dari suatu perusahaan?
Terima kasih.

Wassalamu`alaikum.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Untuk Mas Sidik Romadi sebelumnya salam kenal & sukses selalu.
Menarik juga nih rencana keluar (resign) bareng atau rombongannya, pasti sedang terjadi huru hara heboh di lokasi kerjanya. Sayanganya saya tidak diberi penjelasan secara lebih lengkap & detail. Himbauan saya ini semoga terbaca & disimak oleh pembaca lain agar dalam mengajukan pertanyaan bisa lebih memberikan empati mendalamnya terhadap saya yang jelas – jelas perlu mendapatkan banyak informasi tambahan agar bisa memberikan advis atau saran yang sesuai dengan situasi & kondisi di atas.

Kebanyakan pertanyaan yang menyulitkan saya dalam memberikan jawaban tuntas adalah mereka yang menganggap dengan bertanya secara simpel atau hanya memberikan data sedikit berprasangka baik bahwa saya sangat tahu duduk persoalannya, misal dengan kasus ini bisa kita analisa bersama, bahwa Mas Sidik Romadi secara sepihak seolah-olah hanya ingin mendapatkan persetujuan atas keputusannya untuk resign bareng – bareng, hal ini ditandai dengan pernyataannya sebagai berikut ”………tapi apakah itu tidak apa – apa?” Pertanyaan tersebut berharap mendapatkan dukungan langsung dari saya, misalnya saya diharapkan menjawab: ”…. oke silahkan anda mengajukan permohonan resign bersama, saya sangat setuju sekali, …. ”.

Saya yakin jika saya menjawabnya seperti itu maka bisa dipastikan andapun tetap belum puas karena anda butuh penjelasan ilmiah atau sesuatu yang bisa dipertangung jawabkan.
Misalnya saya tambahkan penjelasannya, ”….. oke saya setuju anda resign, karena atasan anda sudah berbuat asusila atau bermaksiat terhadap banyak karyawannya……????? ”.

Jelas pasti anda bertanya – tanya dari mana informasi tersebut???, jadi untuk bisa mendapatkan jawaban yang mendekati kondisi yang sesungguhnya, dibutuhkan kejelasan kelengkapan data pendukung untuk bisa menganalisa situasi & kondisinya agar bisa menghasilkan jawaban yang komprehensif.

Apalagi pernyataan anda terakhir: ”……. Dan bagaimana cara yang jitu untuk keluar dari suatu perusahaan?”. Ini artinya mudah ditebak anda memang sudah sangat berniat untuk resign, ditambah lagi anda memberikan tambahan informasi bahwa: ”……. tapi kebetulan teman saya juga akan melakukannya”, artinya anda mencoba memberikan penjelasan bahwa keputusan saya ini sangat benar karena teman saya aja mau ikut resign juga, alias anda mencoba mendapatkan pembelaan atas dasar keputusan orang lain yang belum tentu sejalan atau sepaham dengan problematika kita, misal boleh saja saya menebak bahwa teman anda tersebut mengajukan resign karena sudah bosen jadi orang miskin & kebetulan dia mendadak dapat warisan sehingga berubah hidupnya menjadi OKB (Orang Kaya Baru). Saya bisa tebak pasti anda kurang setuju, karena teman anda yang ikutan keluar tersebut punya dasar alasan lain (ya pastilah, yang lebih pasti lagi saya benar – benar belum tahu secara pasti bahwa apa alasan teman anda harus secara bersama resign rombongan, bisa jadi kebetulan aja sama???)

Terakhir saya mencoba memberikan saran umum, silahkan anda mundur secara baik – baik (baca: profesional) tanpa harus bersikap agresif, karena mencari musuh itu mudah, sedangkan menyambung silaturahmi itu tidak gampang. Karena ada kisah menarik ada seorang kenalan saya yang akhirnya kembali lagi melamar kerja ke company lama yang sempat ditinggalkannya selama 3 bulan (dia menyadari ternyata rumput tetangga tidak selalu lebih hijau atau lebih subur dari rumput di halaman rumah sendiri).

Saudara Sam yang shaleh, pandai dan kritis, semoga anda senantiasa siap berjuang dalam menghadapi segala permasalahan yang dihadapi. Sebelum membicarakan dan mencari solusi yang harus dan wajib kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, karunia dan insya Allah berkah yang berlimpah dariNya.

Sebelum menjawab pertanyaan saudara, saya ingin menghimbau saudara Sam untuk selalu mengembangkan sikap-sikap, pemikiran dan dugaan-dugaan positif (khusnu dzan), serta sedikit berusaha mengklarifikasi. Bahwa tidak benar bila anda beranggapan bahwa pertanyaan anda tidak dijawab, apalagi bila beranggapan bahwa pertanyaan anda tidak mewakili masalah ummat secara umum dan tidak tepat sasaran. Banyaknya pertanyaan yang masuk, itu alhamdulillah memang benar. Untuk itu, biasanya kami (baik di rubrik ini maupun di rubrik Ustadz Menjawab) berusaha mengkelompokkan jenis pertanyaan yang sama dan sejenis. Jadi kalaupun tidak menjawab secara langsung, paling tidak pertanyaan seperti sudah ada yang menanyakan dan sudah dijawab.

Demikian penjelasan singkat saya, semoga saudara puas dengan jawaban ini.
Selamat berusaha, perbanyak silaturrahmi, terus bergerak serta senantiasa bertawakkal dan berharap hanya kepada Allah SWT, agar dapat segera diberikan solusi kehidupan yang berkah. Semoga sukses.

Wallahu a’lam bishowab,
Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Adhi Arisman,
Motivator Dunia Kerja Indonesia
[email protected]
Fax: 021-86604657

Catatan:
• Sehubungan sudah banyaknya pertanyaan yang masuk ke konsultasi bersama Motivator Dunia Kerja Indonesia, kami menghimbau kepada para netter agar memasukan pertanyaan yang benar – benar belum pernah ditanyakan, untuk jenis konsultasi yang isinya sejenis/ mirip apalagi sama secara substansi isi, kami menyarankan untuk membacanya terlebih dahulu di konsultasi rekan kita yang lain.
• Buat pembaca lainnya yang ingin mengajukan konsultasi baru, mohon kami dibantu dengan memberikan informasi diri anda secara lebih luas & dalam, misal: latar belakang pendidikan (S1/Diploma/SLTA/ SLTP), dari institusi pendidikan negeri/ swasta, umur, jenis kelamin, domisili tinggal, dan atau hal – hal lain yang relevan sebagai variabel yang masih relevan dengan problem yang mau disampaikan sehingga kami bisa lebih berempati dengan situasi & kondisi yang antum sedang hadapi saat ini.
Bersifat terbuka, tidak gengsi, ingin terus belajar serta mau menyertakan identitas anda secara lebih lengkap menjadi nilai yang berharga buat pembaca lainnya, misal: Saya Adhi Arisman, Laki- laki, Sarjana S1 Trisakti Jakarta, 41 tahun, Menikah dengan 4 orang anak