Cinta Rezeki yang Halal

Oleh Ustadz Didik Haryanto

Saudaraku, lihatlah burung itu terbang tinggi di angkasa, menembus awan menantang angin penuh riang dan gembira, berserikat bersama menempuh jalan panjang, kadang di depan kadang di belakang, terbang penuh kebebasan dalam bingkai kasih sayang antar sesama…oh alangkah indahnya kebersamaan mereka, tak ada dengki tak ada iri semua bekerja sesuai tugasnya, tak pernah mengeluh tak pernah buruk sangka, sekali waktu hinggap di atas dahan pohon bersuara indah bersenda gurau.

Burung tidak berakal dan tidak pernah sekolah namun dia tidak pernah mati kelaparan di dunia Allah yang amat luas. Lalu kenapa manusia saling sikut saling fitnah, saling memakan dan memangsa.

“Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah swt. dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rezeki (oleh Allah swt.), sebagaimana seekor burung diberi rezeki; ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)

Hati amat sensitif, mudah berubah dan berbolak-balik, makanan memiliki peranan yang amat besar dalam menjaga kebersihan hati. Engkau adalah apa yang engkau makan. Hati yang bersih tak akan menerima makan yang kotor, hati  yang bersih hanya menerima vitamin halalan toyyiban.

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu Mahabaik, Dia tidak menerima kecuali yang baik. Allah memerintahkan kepada kaum mukminin sebagaimana yang Dia perintahkan kepada para rasul. Dia berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah makanan yang baik (halal) dan beramal salehlah kalian.’ (al-Mu’minun: 51)
Dan Dia berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik (halal) dari apa yang telah Kami rezekikan kepada kalian’.” (al-Baqarah: 172)

Doapun akan tertolak bila makanan tak steril dari yang syubuhat.

Rasulullah menyebutkan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan (safar) yang panjang hingga rambutnya kusut masai lagi berdebu. Orang itu berdoa dengan menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berseru, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Sementara makanan, minuman, dan pakaiannya haram serta dia diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, ia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.” (QS. Al-Humazah:1-3)