Ksatria Bukanlah Mereka yang Paling Kuat dalam Peperangan

Eramuslim – KSATRIA dalam Islam bukanlah yang paling banyak membunuh, bukan pula yang paling kejam, bukan pula yang paling kuat, juga bukan identik dengan peperangan. Tapi ksatria sebagaimana dibahas dalam kitab-kitab yang ditulis ulama, adalah orang yang mengetahui dengan jernih, untuk apa dia melakukan semua hal dalam hidup.

Sebagaimana seseorang yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “apakah jihad itu adalah yang paling berani, atau paling diketahui, atau paling kuat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawabnya: Bahwa jihad itu, adalah “yang menjadikan kalimat Allah yang paling tinggi“, maka itulah ksatria. Seseorang yang mengetahui sebab yang sangat jelas, alasan yang tepat. Bagi seorang Muslim, ksatria adalah jujur, amanah, menyayangi orangtua, pemberani, tangguh, tahan, lembut lisan dan tajam pikiran, itu karakter para ksatria.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pintu-pintu surga itu di bawah naungan pedang. (Hadis Sahih, Riwayat Muslim, at-Tirmidzi, Lihat Shahiihul jaami no. 1530).

Makna hadis tersebut adalah bahwasanya berjihad di jalan Allah merupakan jalan dan sebab yang mengantarkan seseorang masuk ke dalam surga.

Sabda beliau di bawah naungan pedang merupakan sebuah ungkapan tentang kedekatan posisi dengan musuh di medan perang, sehingga seolah dirinya berada di bawah bayang-bayang pedang.

Hadis ini adalah spirit dari Rasalullah agar kaum Muslimin tidak gentar dan rela mati ditengah peperangan jihad, saat mereka melihat senjata-senjata yang dapat mematikan.