Perceraian yang Dipaksakan

Ass. Wr wb.

Saya adalah seorang suami yang menikah sejak 2 tagun yang lalu. Saat ini saya dikaruniai 1 orang putera. Ketika saya menikah, rumah tangga saya adalah rumah tangga yang harmonis. Meski saya hanya seorang pegawai honorer dengan gaji kecil, saya beusaha membahagiakan isteri saya. Saya sangat mencintai isteri saya, sayang selalu ingin membahagiakan apapun saja kepada isteri saya. Karena saya ingin dianggap punya penghasilan lebih oleh isteri saya dan mertua saya, saya berbohong kepada isteri saya. Saya mengaku kerja di perusahaan besar dengan gaji besar. Saya terus beri isteri harapan dan mimpi-mimpi indah.

Dengan gaji yang sedikit saya berusaha mati-matian bahagiakan isteri saya bagaimanapun caranya meski uang hasil berhutang. Tapi, Allah Maha Adil, semua kebohongan saya terbongkar, isteri saya tahu jika saya dari keluarga miskin dan saya hanya buruh dengan gaji sedikit.

Sekarang isteri saya meminta cerai, padahal saya sudah mengakui segala kebohongan saya, saya sudah ungkap semua dengan jujur gimana saya bahagiakan isteri saya. Tetapi isteri saya tidak mau, dia tetap memaksa saya bercerai.

Yang saya tanyakan adalah: 1. Apakah saya salah apabila saya sebagai suami tetap teguh mempertahankan RT saya?

2. Saya sudah akui semua perbuatan saya, dan saya tebus dosa-dosa saya dengan kebahagiaan kepada isteri dan anak, tetapi isteri saya tetap memaksa saya untuk bercerai, apa yang harus saya lakukan?

Saya ingin mempertahankan keutuhan RT ini dengan apa adanya dan penuh kejujuran, tapi isteri saya memaksa cerai karena ia ingin hidup bahagia?

3. Apakah saya salah jika sayasebagai suami bertindak tegas dan teguh kalau saya ingin mempertahankan keutuhan RT kami demi anak kami? Mohon bantuan ibu bagaimana saya harus menyikapi masalah ini, saya sangat mencintai isteri saya dan saya ingin menjaga keutuhan RT saya sampai ajal memisahkan.

Assalamualaikum w.wb.

Permasalahan yang anda hadapi saat ini, saya rasa tentu merupakan konsekuensi yang sudah anda bayangkan sebelumnya. Ketika anda memutuskan untuk menyembunyikan kebenaran tentang pekerjaan dan status social keluarga anda. Sehingga anda memilih untuk berbohong dengan maksud agar dapat memikat calon isteri anda dan berusaha membahagiakannya dengan cara apapun.

Kini setelah semua kebenarannya terungkap, isteri anda tenyata ingin bercerai padahal anda berdua telah dikaruniai buah hati dan andapun sangat mencintai isteri anda. Saya memahami betapa gundahnya perasaan anda saat ini, menghapi kenyataan bahwa pernikahan yang baru genap 2 tahun tengah berada diambang kehancuran.

Dalam hal ini, saya akan mencoba memberi masukan atas pertanyaan anda.

1. anda tentu tidak bersalah apabila berusaha mempertahankan perkawinan anda, justru hal itu merupakan keharusan anda sebagai suami agar dapat menyelamatkannya, namun perlu juga diingat bahwa hal ini tentu tidak mudah karena bisa dipastikan isteri anda tentu sangat kecewa dan telah kehilangan kepercayaan kepada anda yang telah mendustainya meski anda beralasan hal itu dilakukan untuk membahagiakannya.

2. mengakui segala perbuatan dan memohon maaf tentu hal yang baik, namun yang lebih penting adalah tidak mengulangi perbuatan tersebut dan berusaha selalu bersikap jujur. Namun memang membutuhkan kesabaran anda agar dapat mengembalikan kepercayaan isteri bahkan keluarganya yang telah anda kecewakan. Hal itu pastilah membutuhkan proses yang tidak sebentar dan tidak mudah untuk meyakinkan bahwa anda bersungguh-sungguh menyesali kesalahan yang anda lakukan.

3. mempertahankan keutuhan rumah tangga hanya semata-mata demi anak, saya rasa kurang bijaksana, bila tidak disertai kesadaran kedua orangtuanya untuk bisa saling memahami dan kerelaan untuk memaafkan. Tentu saja tidak baik membesarkan anak dalam lingkungan keluarga yang sudah tidak saling mempercayai satu sama lain, tidak ada kasih sayang yang tulus di antara ayah ibunya serta ada kekecewaan dan ketidakpuasan yang terpendam pada salah satu pihak.

4. mempertahankan rumah tangga tentu membutuhkan kesepakatan dan komitmen bersama anda dan isteri agar dapat menjalaninya dengan baik di samping juga dengan mempertimbangkan kepentingan anak. Saya rasa isteri anda yang bersikeras meminta cerai merupakan luapan kekecewaannya yang cukup dapat dipahami wanita manapun. Karena tentu merupakan pukulan yang sangat berat baginya menghadapi kenyataan bahwa suami yang dicintainya ternyata telah mendustainya. Tentu juga tidak mudah baginya memahami alasan anda karena bagaimanapun kenyataan ternyata lebih menyakitkan baginya.

Nah untuk mewujudkan keinginan anda tentu dibutuhkan kesabaran dan kerja keras anda membangun kembali kepercayaan dan rasa cinta isteri yang sangat anda kasihi. Tentu hal itu tidak akan berhasil tanpa izin Allah SWT sang pemilik setiap hati. Karenanya dekatilah Dia dengan memperbanyak ibadah, mohonlah ampun atas segala kesalahan serta mintalah padaNya agar hati isteri dapat terbuka untuk memaafkan anda dan dapat dengan hati yang ikhlas menerima suaminya dengan apa adanya.

Mudah-mudahan Allah memberikan petunjuk dan pertolongan untuk menyelamatkan pernikahan anda. semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat. Wallahualam bishawab

Wassalamualaikum wr.wb