Do'a agar dijodohkan

Assalamu Ala’ikum……….

Saya menyukai seorang wanita, wanita tersebut juga menyukai saya…Kami sepakat mau menikah…Tapi selang beberapa waktu keinginan tersebut urung tercapai karena kami bertengkar dan dia meninggalkan saya….

Saya sangat kehilangan dia, hati saya kesepian, saya takut tidak berjodoh dengannya….Sejak berpisah dlm hati saya bertekat akan mendekatkan diri kepada Allah dengan harapan Dia mengabulkan doa saya…Saya selalu berdoa setelah shalat agar dijodohkan dengan dia, saya jg selalu bangun malam hari untuk melakukan shalat Tahajud dan memohon agar dia dijadikan istri saya…

Yang mau saya tanyakan : 

1. Apakah ibadah saya termasuk ria’, mengingat saya beribadah agar Allah menjodohkan saya dengan wanita tersebut??

2. Apakah Do’a saya termasuk maksiat kepada Allah dan memaksakan kehendak atau nafsu saya???

3. Apakah boleh saya berdo’a seperti diatas…

Saya mohon saran ustad/ustadzah….

Jazakallah….

Wa’alaikum salam wr. wb.
Saudaraku Ade yang dimuliakan Allah SWT, sesungguhnya di dalam Islam sudah ada tata cara bagaiman berdoa yang benar, yaitu :
• Ikhlas karena Allah semata. (QS. Al-Mu’min: 14),(QS. Al-Bayyinnah: 5)
• Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, lalu diikuti dengan bacaan shalawat kepada atas Rasulullah dan diakhiri dengannya.
• Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a serta yakin akan dikabulkan
• Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo’a dan tidak terburu-buru.
• Menghadirkan hati dalam do’a.
• Memanjatkan do’a, baik dalam keadaan lapang maupun susah.
• Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata.
• Tidak mendo’akan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri.
• Merendahkan suara ketika berdo’a, yaitu antara samar dan keras. (QS. Al-A’raaf: 55, 205).
• Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu mohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut.
• Tidak membebani diri dalam membuat sajak dalam do’a.
• Tadharru’ (merendahkan diri), khusyu’, raghbah (berharap untuk dikabulkan) dan rahbah (rasa takut tidak dikabulkan). (QS. Al-Anbiyaa’: 90).
• Mengembalikan (hak orang lain) yang dizhalimi disertai dengan taubat.
• Memanjatkan do’a tiga kali.
• Menghadap Qiblat.
• Mengangkat kedua tangan dalam do’a.
• Jika mungkin berwudhu’ terlebih dahulu sebelum berdo’a.
• Tidak berlebih-lebihan dalam berdo’a.
• Tawassul kepada Allah dengan Asmaa’-ul Husna dan sifat-sifatNya yang Maha Tinggi, atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya sendiri atau dengan do’a seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya.
• Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal.
• Tidak berdo’a untuk suatu dosa atau memutuskan silaturahmi.
• Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
• Harus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran).
• Hendaklah orang yang berdo’a memulai dengan mendo’akan diri sendiri, jika dia hendak medo’akan orang lain.
Jadi, sebaiknya doa yang Anda panjatkan kepada Allah bukan meminta agar Anda dijodohkan dengannya, tetapi meminta agar Allah memberikan kita jodoh yang baik (siapapun ia). Misalnya dengan lafazh doa seperti berikut :
“Ya Allah, pemilik cinta sesungguhnya. Berikanlah aku jodoh yang baik, yang menyelamatkan aku dan agamaku. Dan janganlah engkau memberikanku jodoh yang buruk, yang menghancurkan aku dan agamaku. Jika si fulanah (sebutkan nama wanita yang Anda cintai) baik untukku, jodohkanlah kau dengannya. Akan tetapi jika ia buruk bagiku, jauhkan ia dan bersihkan hatiku darinya”
Doa seperti di atas lebih netral dan terkesan tidak “memaksa” Allah untuk mengikuti doa kita. Ingat! Allah bukanlah pesuruh kita yang harus mengabulkan permintaan kita, tetapi ia adalah Tuhan kita! Kadangkala secara tidak disadari kita menempatkan Allah sebagai pesuruh yang harus mengabulkan semua permintaan kita. Padahal Ia lebih tahu tentang kebutuhan kita daripada kita sendiri.
Lalu yang penting juga disadari bahwa kalau kita beribadah dan berdoa dengan fokus kepada seorang wanita maka hal itu bisa merusak konsentrasi dan produktivitas hidup kita. Hidup tidak hanya berpikir tentang lawan jenis. Lebih jauh lagi hal tersebut juga dapat merusak aqidah kita. Hal itu karena seorang muslim yang beraqidah benar akan lebih sibuk memikirkan Allah SWT daripada yang lain (termasuk memikirkan lawan jenis). Lebih khawatir tentang keberadaan dirinya di mata Allah SWT daripada di mata orang lain. Oleh sebab itu sebaiknya berdoa dengan memikirkan si wanita yang Anda cintai itu jangan terlalu sering dilakukan. Tunjukkan kepada Allah SWT bahwa Anda lebih sibuk memikirkan-Nya daripada memikirkan wanita tersebut. Niscaya Allah SWT akan membantu Anda untuk sukses dalam berbagai kehidupan, termasuk sukses dalam mendapatkan jodoh. Wallahu’alam bis showab.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan