Curhatnya Ali Bin Abi Thalib kepada Allah di Malam Hari

Penulis : Hasan Al Banna  dari Buku Al Munajah Cairo Egypt , 1982

 

“Tuhanku, bila tidak karena apa yang tidak ku ketahui tentang urusanku, tentulah aku tidak mengadukan kesalahanku. Bila tidak dikarenakan dosa-dosaku, tentulah tidak kutumpahkan segala air mataku. Tuhanku, hapuskan kesalahanku yang lekat dengan curahan air mataku. Ampunilah dosa-dosaku yang banyak itu, dengan amalan-amalan kebajikanku yang sedikit. Tuhanku, bila Engkau tidak merahmati kecuali yang sungguh-sungguh taatnya pada-Mu, maka mana mungkin orang-orang yang berbuat salah berlindung pada-Mu. Bila Engkau tidak memulyakan kecuali pada mereka yang berbuat baik saja, maka apa yang harus diperbuat bagi orang yang telah berbuat banyak kesalahan. Jika di hari kiamat kelak tidak ada yang selamat kecuali hanya mereka yang bertaqwa saja, maka bagaimanakah mereka yang banyak dosanya itu akan berharap pertolongan? Tuhanku, dosaku telah begitu banyak hingga membuatku tak bisa bicara. Tidak bisa lagi aku beralasan, sebab, telah putus segala jalan untuk beralasan Kuakut segala dosa-dosaku, dan kini, aku telah menjadi tawanan alas dosa-dosaku in. Tuhanku, limpahkanlah sha lawat atas Muhammad saw, dan keluarganya Rahmatilah aku dengan rahmat-Mu. maafkan daku

Tuhanku, jika amat kecil amal taatku, maka pengharapanku atas rahmat-Mu, amatlah besar. Tuhan-ku. bagaimana aku bisa kembali dengan rasa kecewa, sebab tidak mendapatkan anugerah-Mu sedangkan aku masih berharap kemurahan-Mu Aku bukanlah mereka yang berputus asa untuk mendapatkan rahmat-Mu Oleh karenanya, jangan kecewakan daku

Tuhanku sungguh amatlah besar dosa-dosaku bila Engkau tetap menuntutnya. Tuhanku, bila dosa- dosaku mengecilkan harapan atas kemurahan-Mu. maka, besarnya keyakinanku terhadap kemurahan- Mu-lah yang membesarkan hatiku. Tuhanku, bila kelalaian telah mematikanku buat mengadakan persiapan menghadap-Mu kelak, maka aku telah digugah oleh rasa kemurahan-Mu.

Tuhanku, bila Engkau tidak menunjukkan Islam. padaku, tak mungkin aku sampai padanya. Tuhan- ku, bila Engkau tidak melepaskan lidahku buat berdo’a pada-Mu, tak mungkin aku bisa berdo’a. Bila ndak Engkau kenalkan lezatnya nikmat-Mu. tak mungkin pula aku mengenalnya. Bila tidak Kau terangkan kerasnya siksa-Mu, tak mungkin aku mohon perlindungan. Tuhanku, bila keterbelakangan mendudukkanku saat berjalan bersama kaum Abraar, maka keyakinanku kepada-Mu-lah yang telah mendirikanku menempuh jalannya kaum Akhyaar. Tuhanku, jiwaku telah Engkau mulyakan dengan beriman pada-Mu, bagaimana Engkau hinakan ditumpukan bara api-Mu Tuhanku, para Abid telah mendengar banyaknya pahala-Mu hingga mereka bertambah khusyu’. Para pelaku dosa mendengar keluasaan ampunan-Mu, maka mereka pun bertambah tamak. Mereka para pelaku dosa in berdesakan di pintu-Mu. Mereka berteriak dengan suara keras di negeri-Mu. Tuhanku, Engkau telah menunjukkan untuk memohon surga sebelum aku mengenalnya. Lalu, bagaimanakah bila Engkau menolak setelah aku memohonnya? Bukankah Engkau Maha Mulia dan Terpuji atas segala apa yang Engkau lakukan, wahai Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mulia!

Tuhanku, jika aku tidak pantas untuk mendapatkan rahmat yang selalu kumohon, maka, sesungguhnya Engkaulah dzat yang Maha Pemberi rahmat kepada kaum yang berdosa berkat ke-mahaluasan rahmat- Mu.

Tuhanku, aku berdiri dihadapan-Mu dengan penuh kepasrahan. Berilah yang terbaik buatku, limpahkanlah rahmat-Mu padaku. Tuhanku, seluruh hati-ku telah bersaksi akan ke-Maha Esaan-Mu. Lisan ku senantiasa mengagungkan-Mu. Alquran pun me nunjukkan kepadaku tentang keluasan rahmat-Mu Lalu bagaimanakah bila harapanku tidak terkabul kan – sedangkan aku percaya dengan kebenaran janji-Mu?

Tuhanku, oh Tuhanku. Diriku seolah telah terbaring di liang lahat. para pengantar pun telah pergi. Ia telah disayang oleh mereka yang memusuhinya sewaktu hidup di dunia, setiap orang pasti tahu akan kehinaan dan kemiskinannya. Malaikat pun berkata, “Seorang asing yang telah ditinggalkan oleh orang-orang terdekatnya, dan orang jauh yang tidak mendapat belas kasih dari keluarganya telah datang pada kami, ia menjadi penghuni liang lahat seorang diri.” Sungguh sewaktu di dunia aku berharap penuh akan rahmat-Mu- untuk saat-saat yang demikian ini – karena itu. mulyakanlah kedatanganku, santunilah daku melebihi santunan keluarga dan kerabatku.

Tuhanku, telah banyak dosaku yang Engkau tutupi sewaktu di dunia karena itu, janganlah Kau gelar- kan dihadapan orang banyak ketika aku menemui-Mu kelak. Tutupilah dosa-dosaku itu wahai Tuhan Yang Maha Pengasih. Tuhanku, kemiskinanku ini takkan bisa diperbaiki melainkan dengan pemberian-Mu, cita-citaku takkan terpenuhi melainkan dengan kurnia-Mu Tuhanku, kumohon petunjuk yang selalu mendekatkanku pada-Mu. Dan aku minta perlindungan pada-Mu dari apa yang menjauhkan aku dari-Mu Tuhanku, sungguh, yang kusukai dan yang kudamba adalah segala manfaat yang telah Engkau tunjukkan bagiku dengan petunjuk-Mu, dan rahmat-Mu. Karena itu, jadikanlah daku seorang yang selalu mengerjakannya bila Engkau amat sayang padaku.

Wahai Dzat penyenang setiap orang asing, senangkanlah daku dalam kuburku – tatkala daku sendiri an dan sayangilah kesendirianku. Wahai Dzat Yang Maha Tahu segala yang tersembunyi, wahai Dzat Yang Maha mampu menghilangkan segala mudharat dan kesusahan, bagaimana pandangan-Mu ter- hadapku diantara para penghuni kubur? Dimanakah kepedulian-Mu ketika daku berada di tempat asing yang mencekam ini? Bukankah sebelumnya Engkau telah berbuat baik terhadapku? Maka dari itu, janganlah kau putus kebaikan-Mu itu setelah aku mati.

Wahai Tuhan Yang Maha banyak karunia dan anugerah-Nya, sungguh amatlah banyak pemberian- Mu, hingga daku tak mampu menghitung dan mensyukurinya. Bagimu segala pujian atas segala yang Engkau cobakan. Wahat Dzat Yang terbaik…. dan termulia untuk dimintai, wahai Tuhan Yang penuh kasih dan pemberian-Nya, wahai Tuhan Yang Maha Mulya dan Maha Tinggi, wahai Tuhan yang hidup dan berdiri sendiri, wahai Tuhan yang memiliki segala makhluk dan urusan. Maha suci Engkau wahai sebaik-baiknya pencipta, wahai Maha Penyantun, wahai Maha Kuasa. wahai Yang Maha Mulya. Semoga shalawat senantiasa tercurahkan pada Muhammad saw., beserta seluruh keluarganya yang amat baik. Amin” (Do’a ini diucapkan kembali oleh Abu Abdillah Mansur bin Sakan at-Tusturi dari Muhammad Ibnul Hasan bin Ghuraab dari al-Qadhi Musa bin Ishaq dari Abu Abdillah Muhammad bin Abi Syaibah dari Muhammad bin Fudhail Abdillah al Asadi. Do’a ini diambil dan diringkas dari kitab lathaif akhbarul Aal)

 

Sumber : Dialog dengan Allah di malam hari < Penerbit Pustak Progressif 1995, Surabaya

Beri Komentar