Ketika Sang Nenek Menghadap ILAHI

Sungguh sangat menyedihkan saat aku menerima sebuah kabar dari kampung halaman, yang mengabarkan Nenek tersayangku sudah menghembuskan nafas terakhir. Usai sudah semua Amal perbuatan yang dikumpulkan, putus sudah tali silaturahmi yang selama ini dijalinnya, putus sudah semua amal ibadah yang bisa di perbuatnya, yang tersisa amal jariah dan doa-doa dari anak nya (bapak ku) dan juga para cucu-cucunya seperti aku dan saudaraku yang lainnya.

Aku sangat terpukul dengan kepergian sang nenek, kepergian untuk selamanya, yang selama ini ku sayang, ku sanjung, ku hormati. Kini semuanya hanya tinggal kenangan.

Sesungguhnya aku tidak rela atas kepergian sang nenek, tapi satu sisi aku harus merelakannya, karena kita sebagai manusia dan makhluk bumi ciptaan ALLAH yang Maha Kuasa suatu saat pasti meninggalkan segala yang kita miliki, semua yang kita sayangi dan menyayangi kita.

Aku hanya bisa mempersembahkan sebuah doa buat sang nenek, sang nenek tidak mendapat siksa kubur, dimasukkan kedalam golongan orang beriman dan bertakwa, dan juga semoga kami nanti bisa menjadi sebuah keluarga lagi di dalam Surga nantinya.

SUBHANALLAH. Dengan meninggalnya sang nenek, aku bisa memetik beberapa pelajaran didalam makna sebuah kehidupan dan kematian. Kita diciptakan untuk menyembah ALLAH, memuji keagungan ALLAH dan selalu Mengingat ALLAH kapan dan dimanapun baik dalam keadaan sehat maupun sakit. dan kita meninggal juga hanya untuk ALLAH, untuk bertemu para rasul/orang pilihan ALLAH, agar kita berada disisi nya dan termasuk golongan manusia yang ALLAH sayangi.

Aku sadar, Akhir-akhir ini aku seakan terpukau dengan duniawi, aku melupakan sang pencipta, aku tidak pernah ingat ALLAH, untuk mengucapkan kalimat-kalimat ALLAH juga aku seakan buta, buta akan tujuan hidup manusia. Ya ALLAH, ampunilah segala dosa dan perbuatan hamba-MU ini, yang selama ini lupa akan diri-MU, yang tidak pernah takut akan amarah dan murka-MU. Lindungi lah hamba-MU ini dari siksaan api neraka, jauhkan aku dari godaan dan bisikan setan, hamba sadar, hamba-MU ini masih butuh iman dan takwa yang kuat. Aku sadar selama ini aku hanya manusia yang rapuh, yang tidak ada pegangan hidup, yang gak pernah menyandarkan diri di jalan-MU, dijalan yang KAU Ridhai.

Ya ALLAH terima lah taubat hamba-MU ini, terima lah permohonan maaf hamba-MU ini, berikanlah aku kekuatan iman, sesungguhnya hanya KAMU lah yang maha melihat, maha mendengar, maha mengetahui, maha pengasih dan maha segalanya. Hanya kepada-MU lah hamba meminta dan memohon, hanya pada-MU lah hamba bersujud memohon ampun.

Ya ALLAH…. Berilah hamba-MU kesempatan untuk mencari bekat Akhirat, berilah hamba-MU kesempatan untuk menjalankan segala perintah-MU dan menjauhi segala larangan-MU.

Itu lah doa-doa yang ku panjatkan setelah melaksanakan kewajiban menunaikan sholat 5 waktu, yang akhir-akhir ini aku selalu absen melaksanakannya. Aku berubah karena kepergian sang nenek, karena sang nenek lah aku bisa seperti sekarang yang selalu ingin melaksanakan amal ibadah dan kejawiban sebagai umat Islam dan sebagai Hamba Ciptaan ALLAH SWT.

Selamat jalan nenek ku tersayang (Siti Arisyah), semoga kau aman tentram dialam kubur sana. Suatu saat nanti aku juga akan menyusul diri mu, yang aku tidak tau kapan akan menyusul mu.

(whandi.net)