Bunda, Mari Mengamati Buah Hati Kita

Sejumlah sifat bawaan hanya membawa kemungkinan yang masih perlu diformat lagi oleh faktor pengalaman hidup anak tersebut. Jika sang anak kurang beruntung, ia akan tumbuh kembang dalam lingkungan yang merugikan dirinya. Semakin buruk perlakuan yang diterimanya, akan berinteraksi dengan bakat bawaannya menjadi sifat-sifat buruk dan lemah.

Lima tahun pertama hidupnya merupakan masa-masa penting. Umumnya di usia ini anak masih tergantung pada ibu. Oleh karena itu, ibu-lah yang paling dominan dalam membentuk karakter dasar seseorang. Tidaklah heran jika para ibu menjadi target perusakan oleh musuh.

Tragedi Bosnia salah satu contoh ekstrimnya. Pemerkosaan massal atas kaum wanita suatu bangsa sama juga dengan menghancurkan karakter seluruh bangsa selama beberapa generasi.

Ibu sholihat akan memanfaatkan golden age ini sebaik-baiknya. Sahabat Ali Ra menganjurkan agar dalam tujuh tahun pertama anak dibesarkan dengan penuh permainan, karena selain cara itulah yang paling cocok dengan perkembangan otaknya, juga agar anak mengawali tahun-tahun pertamanya dengan kegembiraan, bukan kesedihan atau beban kewajiban. Pribadi yang gembira lebih berpotensi menjadi pribadi yang kuat.

Coba amati anak kita, apakah ia sudah tampak sebagai anak yang ceria? Jika tampak belum cukup ceria, atau bahkan tampak agak menarik diri, segeralah amati dengan teliti. Semoga bukan karena ada kelainan perkembangan atau cacat fisik yang belum diketahui. Jika penyebabnya sudah diketahui, maka coba pelajari bagaimana mengatasinya, jika perlu, carilah bantuan profesional.

Sebagian besar kelainan anak diketahui pertama kali oleh pengamatan jeli sang ibu. Semakin jeli seorang ibu mengamati anak, semakin cepat cacat atau kelemahan anak diketahui dan Insya Allah akan semakin mudah pula ditangani sejak dini.

Tahun-tahun berlalu kemudian buah hati kita mulai mengenal otoritas lain, yaitu guru. Kini sebagian waktunya ia lewatkan bersama orang lain. Ibu yang bijaksana akan membangun hubungan baik dengan guru anaknya, sehingga pendidikan rumah dan sekolah tetap bersambung. Jika tidak, anak akan mengalami kebingunan karena adanya perbedaan-perbedaan pendapat antara orangtua dan guru berbeda.

Ibu bijaksana juga akan aktif bertanya dan memberi masukan kepada guru tetang perkembangan anaknya. Ia tak akan kehilangan kesempatan mengamati anaknya meskipun ia tidak lagi selalu bersama anaknya.

Tahapan pengamatan dan pengenalan terakhir yang akan dilalui bersama antara ibu dan anak adalah memasuki usia dewasa. Diawali dengan masa transisi yang disebut remaja.

Di masa ini, ibu dan anak seringkali kehilangan pola komunikasi yang selama ini sudah terbentuk dengan baik. Ini karena sifat dari tahapan itu sendiri. Tahapan remaja adalah tahapan gejolak, di mana banyak perubahan besar terjadi.

Perubahan terbesar adalah perubahan status antara kanak-kanak menjadi dewasa. Masa ini diakui sebagai masa sulit bagi ibu dan dan anak yang bahkan sebelumnya cukup harmonis. Bagi yang sebelumnya sudah tidak harmonis. Sedangkan bagi hubungan yang sebelumnya sudah terputus, maka masa ini menjadi masa yang mengokohkan keterpisahan antara orangtua dengan anaknya.

Jika itu semua sudah dilalui dengan sukses, Insya Allah seorang bunda akandengan mudah mengenali siapa anaknya, dan juga berarti akan mampu mendidik anaknya dengan baik. Wallahu a’lam (Siti Aisyah Nurmi)