Tip Bersahabat Dengan Al-Qur'an

Al Qur`an adalah kalam suci yang diturunkan Dzat Yang Mahatinggi. Lafazhnya istimewa, bacaannya penuh makna, dan kandungannya tidak mengandung keraguan. Karena berbeda dengan bacaan yang biasa, maka interaksi dengannya pun tidak dapat disamakan dengan yang lain. Ada beberapa hal yang sangat penting untuk selalu diperhatikan ketika berinteraksi dengan Al Qur`an, di antaranya:

a. Mengagungkan Al Qur`an

Ketika seseorang menerima surat dari seorang guru yang dihormati dan dikaguminya, sebelum membacanya, dia pasti sudah merasakan sesuatu yang membuat dirinya bangga dan penuh harap, disamping ada kekhawatiran jika dirinya akan mendapat teguran karena telah berbuat sesuatu yang tidak disenangi gurunya. Ketika dia mulai membacanya, terbayanglah jasa-jasa gurunya, bahkan sifat dan kepribadiannya. Meski
yang dia lihat dengan matanya hanya sehelai kertas, namun hatinya melihat sang guru yang berada di hadapannya sedang berbicara kepada dirinya.

Al Qur`an turun dari Yang Mahatinggi dan Yang Mahaagung, Yang selalu melihat dan mendengar bisikan semua makhluknya. Pengatur rezeki dan Pemberi nikmat. Ketika seorang hamba menerimanya, dia akan merasakan kebanggaan dan kebahagiaan yang tiada tara. Bersamaan dengan itu, ada rasa malu dan hina karena sedang berhadapan dengan Yang Maha Mengetahui semua perilaku hamba-Nya.

Ketika hamba itu mulai membaca ayat demi ayat, dia mendengar Allah sedang berbicara kepada dirinya. Dan, ketika dia merasa sedang berhadapan dengan Allah, perasaan tersebut tidak sama dengan apa yang dialami sewaktu menerima surat dari guru yang dihormatinya, sebab gurunya tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan muridnya, semantara Allah senantiasa mengawasi semua perilaku, ucapan, dan getaran
hatinya.

Karena membaca Al Qur`an adalah membaca firman Allah di hadapan-Nya, seorang hamba otomatis akan berhati-hati dalam membacanya, jangan sampai keluar dari aturan baca yang telah dicontohkan utusan-Nya.

b. Qalbu yang khusyuk.

Setiap ayat Al Qur`an yang dibaca adalah petunjuk dari Dzat Yang Maha Mengetahui untuk makhluknya yang serba tidak tahu, petunjuk dari Yang Mahatinggi untuk hamba-Nya yang sangat rendah, bimbingan dari Yang Maha Penyayang untuk manusia yang sangat hina, dan aturan hidup dari Yang Mahaadil untuk insan yang selalu berbuat zhalim.

Karena menyadari akan kebodohan dirinya, seorang hamba akan senantiasa tunduk di hadapan Yang Maha Mengetahui. Semua seruan dalam Al Qur`an, akan dia sambut dengan suka cita dan penuh pengharapan agar dapat meraih kedudukan yang dekat dengan Yang Mahatinggi. Dan, karena kedekatan ini, seorang hamba yang hina akan terangkat kedudukannya menjadi terhormat dan mulia.

c. Penuh kesiapan untuk menaati semua aturan Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اِسْتَجِيْبُوْا ِللهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ يُحَوِّلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QSAl Anfâl: 24)

Bagi orang mukmin, perintah dan larangan dalam Al Qur`an hakikatnya untuk kemaslahatan manusia dan kedua aturan tersebut telah Allah sesuaikan dengan kemampuan hambanya-Nya. Allah tidak akan membebani hamba-Nya kecuali telah diperhitungkan kemampuannya. Oleh karena itu, jika ada seorang hamba yang menolak aturan Allah dengan dalih tidak mampu melaksanakannya, sebetulnya bukan tidak mampu, namun tidak memaksimalkan kemampuannya. Itulah bentuk pengkhianatan terhadap amanah.

Baik janji yang menggiurkan atau peringatan dan ancaman yang menakutkan, selama datangnya dari Allah, semuanya merupakan karunia-Nya. Ketika ancaman turun kepada manusia dan ternyata kehidupan mereka masih terus mengalami persoalan, maka akan lebih banyak persoalan hidup lain sekiranya tidak diturunkan peringatan dan ancaman kepada mereka. Dan, ancaman neraka bagi orang yang mengingkari aturan-Nya – merupakan salah satu bukti bahwa Allah Mahaadil dan Maha Pengasih yang senantiasa mencurahkan kasih sayang kepada hamba-Nya yang taat Bukti bahwa janji dan ancaman adalah satu kenikmatan, dapat kita perhatikan dalam firma-Nya,

هَذِهِ جَهَنَّمَ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُوْنَ يَطُوْفُوْنَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيْمٍ آن فَبِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جِنَّتَانِ آن فَبِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. Maka ni’kmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Dan bagi orang yang takut saat menghadap Tuhannya, ada dua surga. Maka ni’kmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? (bersambung)