Sholat Tarawih ketika I&#039tikaf

Assalamu’alaikum wr. wb.

Ustadz rahimakumullah,
Adakah hadist yang menjelaskan bagaimana Rosulullah melakukan sholat taraweh ketika itikaf? Kalau melihat begitu lamanya waktu itikaf, di mana Rosulullah selalu berada di dalam masjid dan tentunya juga diikuti oleh para sahabat, sangat besar kemungkinan ada hadist yang secara sharih menjelaskan bagaimana Rosulullah melakukan sholat taraweh dan/atau tahajud pada bulan Ramadhan.

Kalau ada hadist yang menjelaskannya mungkin tidak akan ada lagi beda pendapat tentang berapa jumlah rokaat pada sholat taraweh. Karena yang kita ketahui saat ini dan selalu menjadi sumber perbedaan adalah hadist-hadist tentang sholat taraweh di awal Eamadhan, hadist tentang tahajjud dari Aisyah r.a dan taraweh di zaman khalifah Umar saja.

Demikian pertanyaan saya, syukron jazakallah khairan katsiran.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Memang barangkali ini adalah rahasia Allah SWT. Di satu sisi kita menemukan dalil yang terang dan jelas sekali, sehingga kita tidak pernah berbeda pendapat di dalamnya. Sebaliknya, ada masalah yang sangat berdekatan sekali dan juga sangat tinggi nilai, tapi keterangannya boleh dibilang terlalu minim. Sehingga para ulama harus bekerja keras untuk menarik kesimpulannya, itu pun dengan hasil yang saling berbeda.

Contohnya, seperti apa yang anda sampaikan. Dalil-dalil tentang Rasulullah SAW beri’tikaf di 10 hari bulan Ramadhan sungguh sangat qath’i, baik dari segi tsubut-nya maupun dari segi dilalah-nya.

Disebutkan bahwa kalau sudah masuk 10 hari terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW masuk masjid bahkan membangunkan keluarga untuk beri’tikaf di masjid. Ada begitu banyak riwayat yang senada dan sejalan, hingga nyaris tidak ada perbedaan yang berarti tentang teknis dan tata cara i’tikaf.

Namun sebaliknya, informasi tentang shalat tarawih Rasulullah SAW, boleh dibilang sangat minim. Itu pun masih mengundang khilaf di kalangan ulama.

Ada sebagian yang menggunakan dalil shalat tarawihnya beliau yang hanya dua kali saja, karena hari berikutnya beliau sama sekali tidak keluar rumah. Sayangnya, riwayat yang ini juga tanpa penjelasan tentang bilangan rakaatnya. Padahal justru umat Islam berbeda pendapat pada bilangan rakaatnya.

Di sisi lain, ada sebagian kalangan yang tidak menggunakan dalil ini, tetapi menggunakan dalil umum tentang shalat malam. Sebagaimana diriwayatkan Aisyah ra. bahwa beliau shalat malam tidak pernah lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.

Namun riwayat ini juga tidak sepi dari kritik, meski dari segi tsubutnya sudah qath’i. Tapi dari segi dilalahnya, bersifat dzanni, karena sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud hadits ini bukan shalat tarawih, melainkan shalat tahajjud/qiyamullail, atau witir.

Dan begitulah, karena tidak ada dalil khusus yang sharih (eksplitis), qath’i dari keshahihannya serta qath’i dari segi dilalahnya, maka akhirnya ada sekian banyak versi shalat tarawih di tengah umat. Wajar dan manusiawi sekali, toh bukan karena unsur kesengajaan. Namun karena kehendak Allah SWT juga yang mengaturnya. Pastilah di balik semua ini, ada banyak hikmah yang bisa kita petik.

Adapun tentang kemungkinan yang anda tanyakan, terus terang kami tidak pernah menemukannya, minimal sepanjang yang kami pelajari dan kami telaah, kami belum pernah menemukan adanya dalil bahwa di dalam aktifitas i’tikafnya itu, Rasulullah disebutkan melakukan shalat tarawih dengan informasi detail teknis yang lengkap.

Semua dalil tentang i’tikaf tidak ada satu pun yang menjelaskan teknis tarawih Rasulullah SAW di dalamnya. Entahlah, barangkali ada di antara pembaca yang punya informasi lebih banyak, silahkan kirimkan.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.