Pelajaran Berharga dari Bencana

sinabungOleh : Henny (Ummu Ghiyas Faris)

Sebuah bencana adalah murni rahasia Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Kita sebagai manusia hanya dapat mengupayakan yang terbaik agar musibah itu dapat ditanggulangi. Begitupun dengan terjadinya bencana letusan gunung.

Dikutip dari tribunnews.com (Minggu 24/11/2013) Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengalami erupsi sebanyak delapan kali sejak Sabtu (23/11/2013) sampai Minggu (24/11/2013). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kali pertama gunung itu erupsi terjadi Sabtu sekitar pukul 21.26 WIB. Getaran letusan itu terdengar hingga pos BNPB Sumatera Utara yang berjarak sekitar 8 kilometer dari Gunung Sinabung. Alhasil di Desa Sukanalu, Sigarang-garang, KutaTunggal dan Lau Kawar terkena hujan batu kecil berukuran 0,5  sentimeter sampai 1 cm. Di mana amplituda letusan over scale selama 3 menit dan tertutup kabut.

Sekitar 17.713 orang pengungsi tersebar di 31 pos pengungsian (news.detik.com,Selasa 26/11/2013). Pendataan detil masih dilakukan. Masa tanggap darurat diperpanjang lagi hingga 30 November 2013. Sebanyak sekitar lebih dari 500 personel BNPB, BPBD Sumut, TNI, Polri, SKPD dan relawan dikerahkan dalam penanganan erupsi Gunung Sinabung.

Bencana gunung meletus di Indonesia sebenarnya bukan lagi menjadi hal yang baru, mengingat Indonesia berada di kawasan cincin api pasifik dan ring of fire. Berada di kawasan itu memungkinkan Indonesia mengalami bencana letusan gunung berkali-kali setiap tahunnya. Ya sebuah bencana yang tidak dapat diprediksi kapan kedatangannya.

Secara Geografis Indonesia memiliki banyak gunung termasuk gunung merapi. Gunung-gunung tersebut siap meletus kapan saja. Tentu kita masih ingat dengan cerita kejadian letusan Gunung Krakatau Tahun 1883 yang maha dahsyat. Letusan ini mengakibatkan tsunami yang merambat hingga ke Hawaii, Pantai Barat Amerika dan Semenanjung Arabia. Letusan ini juga memuntahkan abu vulkanik yang yang mencekam langit dalam kegelapan selama dua hari, melontarkan benda keras, menciptakan cekungan luas berdiameter 7 km dan kedalaman 250 meter di Pulau Rakata. Awan membara  dan hamburan debunya  mencapai norwegia. Suara dentuman dari letusan gunung terdengar hingga Australia dan Pulau Rodrigues di dekat Afrika.

Letusan gunung Krakatau bukanlah satu-satunya, tetapi masih banyak gunung-guning lain yang meletus dengan kedahsyatan yang luar biasa. Banyak teori tentang terjadinya letusan gunung sudah banyak dibahas oleh para ahlinya. Yang jelas Allah Subhanahu Wa Ta’aala menciptakan sesuatu pasti dengan fungsinya. Maha benar Allah dengan firmanNya :

وَأَلۡقَىٰ فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمۡ وَأَنۡهَٰرٗا وَسُبُلٗا لَّعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ١٥

“ Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.” ( QS An-Nahl : 15)

Kini kita dihadapkan pada bencana letusan Gunung Sinabung di Medan, apapun penyebabnya faktanya kita di Indonesia harus hidup bersama dengan banyaknya gunung. Yang jelas fenomena meletusnya gunung dan bencana alam lainnya adalah bagian dari mekanisme yang diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala dengan segala keteraturannya. Misalnya, dari letusan Gunung ini terjadi himpitan dengan suatu tekanan sehingga sampah organikpun nantinya menjadi tambang hidrokarbon (migas, batubara). Dan abu vulkanik yang dikeluarkan gunung akan memberi mineral tambahan bagi para petani di sekitar gunung  tersebut.

Bagi umat muslim bencana ini adalah ujian, agar hambanya selalu bersyukur di dalam kondisi apapun serta pengingat diri untuk berbenah menjadi invidu yang setiap saat selalu lebih baik. Mungkin juga, bagi negeri yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan ini, dengan diterapkannya sistem kapitalisme, liberalisme, sekulerisme yang memberi celah maksiat bertebaran dimana-mana, bisa jadi mekanisme ini jugalah yang dipakai Allah Subhanahu Wa Ta’aala untuk menyadarkan suatu negeri agar kembali kepada jalan yang benar yang diridhai Allah. jika Allah Subhanahu Wa Ta’aala sudah berkehendak tidak ada satu orangpun yang bisa menolaknya. Sebagaimana yang tertuang dalam Firman-Nya:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Arruum : 41)

Mudah-mudahan kita masih diberi kesempatan untuk bertobat sebelum ajal menjemput. Dan potensi alam yang begitu melimpah di negeri ini dapat kita jadikan sebagai sarana ketaatan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala..

Wallahu A’lam Bis-shawaab.