Penguasa Sigap Dzolimi Rakyat

bendera indonesiaOleh Agus Suryana*

Saat tahun 2014 belum genap satu minggu penguasa sekular negeri ini sudah menghadiahi “kado istimewa” untuk rakyatnya, kado yang berisi jebakan yang membuat panik dan menjerit masyarakat karena berisi petaka yang menyulitkan mereka. Pemerintah kita demikian sigap dalam mendzolimi rakyatnya sendiri.

Diawali saat malam pergantian tahun, Densus 88 sebuah detasemen antiteror dibawah POLRI justru melakukan teror terhadap warga dengan membunuhi enam orang muslim yang baru terduga teroris, dengan serentetan cerita pasca penembakan yang diliputi banyak keganjilan. Awal tahun 2014 juga ditetapkan pemerintah untuk memberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang notabene adalah bentuk pengalihan tanggung jawab negara terhadap kebutuhan asasi rakyatnya dengan modus “pemalakan” berkedok jaminan sosial.

Welcome greeting pemerintah di tahun 2014 ini tidak berhenti sampai disana beberapa hari kebelakang harga gas elpiji 12 kg tiba-tiba meroket tajam hingga naik melebihi 100 % di beberapa daerah. Seperti ingin mengucapkan “Selamat datang di tahun kehancuran” penguasa tanpa tending aling-aling terus berupaya untuk membebani rakyat dengan persoalan-persoalan yang menghimpit kehidupan mereka.

Sepertinya tidak terlalu sulit bagi kita untuk menunjukkan berbagai kedzoliman yang telah dilakukan penguasa di masa-masa lampau, kita tengok tahun 2013 yang baru beberapa hari kita tinggalkan, sesaat sebelum tiba bulan Ramadhan pemerintah “menghadiahi” rakyat dengan kenaikkan harga BBM yang sudah terbukti meningkatkan kemiskinan dan ”mencekik” rakyat, pengesahan UU Ormas yang berpotensi membungkam kebebasan berpendapat, kemudian di akhir tahun pemerintah melalui Menkes malah menyebarkan “monster” pergaulan bebas kepada masyarakat khususnya remaja dengan pemberlakuan PKN (Pekan Kondom Nasional).

Entah berapa banyak lagi kedzoliman penguasa yang akan muncul di 2014 ini, yang jelas keberpihakan penguasa kepada korporasi asing secara kasat mata terlihat dalam berbagai kebijakan yang berbuah dzolim tersebut. Ini bisa ditelusuri dari kepentingan Kapitalis AS terhadap tiga kasus yang terjadi di awal tahun ini.

Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebenarnya adalah konsep yang merupakan bagian dari Konsensus Washington dalam bentuk Program SAP (Structural Adjustment Program) yang diimplementasikan dalam bentuk LoI antara IMF dan pemerintahan Indonesia untuk mengatasi krisis. Tapi alih-alih mengatasi krisis yang terjadi justru semakin membuat rakyat menderita.

Densus 88 sendiri bisa dengan leluasa bergerak karena sokongan dana dari AS dan Australia. Pada 2002, berdasarkan data dari Human Right Watch, Densus 88 menerima dana US$ 16 Juta dan terus meningkat setiap tahunnya hingga menembus angka ratusan juta dollar.

Terkait kenaikkan harga elpiji 12 kg dipastikan di dalamnya ada peran dan lobi korporasi asing sebagaimana pengakuan SBY sendiri dimana dia menyatakan pemerintah tidak bisa mencegah permainan korporasi asing dalam masalah ini meski belakangan diketahui ternyata ini adalah akal-akalan penguasa untuk berburu citra demi meraih simpati konstituen pada pemilu 2014, rakyat seperti pihak yang dibela habis-habisan oleh pemerintah, parpol, dan tokoh politik, tetapi di sisi lain sesungguhnya rakyat tengah dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat, sesuatu yang benar-benar amat keji.

Kedzoliman Buah Sistem Kapitalisme-Sekular

                  Adalah fakta yang sulit untuk dielak bahwa berbagai kedzoliman pemerintah kita adalah karena buah dari diterapkannya sistem Kapitalisme-Sekular yang nyata-nyata telah menyingkirkan peran agama dalam kehidupan, petaka terjadi ketika hawa nafsu menjadi pengendali kebijakan penguasa bukan berasal dari wahyu Allah Swt yakni Al Qur’an dan As Sunnah.

Sistem Kapitalisme adalah sebuah sistem yang lahir dari buah pikir manusia. Secanggih apapun pemikiran tersebut, faktor kemanusiaannya akan tetap terbawa. Sesuai karakter dasar manusia yang egois, tentu sistem ini dibangun untuk memenangkan dirinya. Maka ketika penguasa negeri ini memutuskan suatu perkara yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dipastikan amat kental dengan nuansa keberpihakan pada kepentingan kapitalis, penguasa pada akhirnya bukan melayani rakyat tapi melayani pengusaha  atau korporasi asing.

Allah Swt Mengancam Penguasa Dzolim

Allah SWT dan Rosul-Nya telah dengan tegas mengancam penguasa dzolim seperti ini. Dalam hadist disebutkan:

وَمَنْ يُشَاقِقْ يَشْقُقْ اللَّهُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa menyempitkan (urusan orang lain), niscaya Allah akan menyempitkan urusannya kelak di hari kiamat”.[HR. Imam Bukhari]

Rosulullah SAW pun secara khusus mendoakan penguasa yang menyusahkan rakyatnya agar disempitkan urusan mereka.

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

“Yaa Allah, barangsiapa memiliki hak mengatur suatu urusan umatku, lalu ia menyempitkan mereka, maka sempitkanlah dirinya; dan barangsiapa memiliki hak untuk mengatur suatu urusan umatku, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik, maka perlakukanlah dirinya dengan baik”.[HR. Imam Ahmad dan Imam Muslim]

Syeikh al-Islam al-Imam al-Hafidz An Nawawiy, menyatakan:

هَذَا مِنْ أَبْلَغ الزَّوَاجِر عَنْ الْمَشَقَّة عَلَى النَّاس ، وَأَعْظَم الْحَثّ عَلَى الرِّفْق بِهِمْ…

(dalam hadits) ini adalah termasuk larangan yang paling tegas atas perbuatan yang menyempitkan/ memberatkan/ menyulitkan masyarakat, serta dorongan yang sangat besar untuk berbuat lemah lembut kepada masyarakat”. [al-Imam al-hafidz An Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, juz 6/299]

Jika bentuk kedzoliman itu sudah jelas, pelaku kedzolimannya sudah jelas, siapa yang didzolimi juga sudah jelas, perintah Allah dan Rasul-Nya bagi pihak terdzolimi terhadap pelaku kedzoliman juga sudah jelas maka selayaknya kejelasan-kejelasan itu mendorong masyarakat untuk segera menghentikan kerusakan sistem Kapitalisme yang tak bisa ditutup-tutupi ini. Sistem ini tak layak dipertahankan, sebab mempertahankannya sama saja dengan memperpanjang umur penderitaan umat manusia.

Fakta menunjukkan, sistem ini tak pernah bisa benar; terus-menerus rusak. Sistem ini pun tidak akan membawa kebaikan bagi dunia, malah menggiring manusia ke arah kemerosotan dan mengembalikan manusia ke zaman kegelapan, kejahiliahan.

Karena itu, pilihan yang masuk akal dan cerdas adalah mengganti sistem bobrok tersebut. Pilihannya tinggal satu, yakni sistem Khilafah Islam. Sebab, sistem Komunisme/Sosialisme telah terbukti kebobrokannya. Murad Wilfried Hofmann, mantan diplomat Jerman menyatakan bahwa ‘Islam the Alternative’. Sistem ini akan memanusiakan kembali manusia, mengatur dunia ini sesuai dengan fitrah penciptaan manusia serta membawa manusia pada kemuliaannya. Wallahu’alam.

 

* Mahasiswa Pascasarjana UPI Bandung, Penggiat Perubahan Berbasis Islamic Ideology, Penulis Buku “A Big Change”