Seks Pelajar : Potret Buram Generasi Pemimpin Masa Depan

potret buramBeberapa minggu kebelakang lagi-lagi kita dikagetkan dengan terungkapnya kasus video asusila yang dilakukan oleh pelajar SMP Negeri Jakarta. Bagaimana bisa pelajar melakukan tindakan asusila di hadapan temen-temannya, parahnya dilakukan di kawasan sekolah. Belum reda berita video mesum, kita pun digegerkan oleh pelajar yang menjadi Mucikari untuk teman-teman sekolahnya untuk menjadi PSK di Surabaya.

Data yang dikumpulkan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jawa BARAT menemukan bahwa 7000 remaja putri dibawah usia 18 tahun menjai pelacur, 28% diantaranya masih duduk di bangku sekolah. (Galamedia.com 5/9)

Mengapa semua ini bisa terjadi? Saya sebagai ibu rumah tangga, jelas sangat kaget juga prihatin dengan kondisi yang menimpa generasi. Generasi yang kian terjerembab ke dalam kubangan kehancuran seharusnya menjadi bukti bahwa ada yang tidak beres, bukan sekedar karena  banyak orang yang tidak bermoral tetapi juga sistem yang diterapkan saat ini telah membuat orang “terpaksa dan terkontrol” menjadi orang yang rusak.

Tidak bisa kita pungkiri, salah satu faktor utama penyebab perilaku seks bebas di kalangan remaja adalah merosotnya nilai-nilai agama sebagai benteng. Keluarga merasa puas dengan hanya melihat anaknya rajin sholat, baca Al Quran namun kepribadiannya tidak Islami, contoh ketika anaknya pacaran orangtua menganggap itu hal biasa. Kemudian di sisi masyarakat, tidak ada pemahaman bahkan adat istiadat yang melarang hal-hal yang mendekati zina. Bahkan ketika terjadi perzinaan tidak ada sangsi yang membuat jera bagi pelaku.

Faktor yang lain banyaknya media baik audio atau audio visual yang mengumbar syahwat, apalagi saat ini pemerintah membuka lebar-lebar pintu kemaksiatan baik itu keluar dari kebijakan undang-undang seperti undang-undang tentang pornoaksi dan pornografi, undang-undang kebebasan berekspresi. Bahkan sistem saat ini telah mendorong manusia untuk melakukan perbuatan yang mengumbar hawa nafsunya tanpa ada batasan agama.

Saatnyalah kita kembali kepada aturan yang fitrah yang mendorong setiap manusia menjadi orang-orang yang selalu menyandarkan segala sesuatu pada Allah dan rasulnya bukan kepada hawa nafsunya. Penerapan syariat Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah,  yang mampu menjaga generasi dan membentuk generasi menjadi orang-orang yang bertaqwa dan berguna bagi bangsa dan negaranya, seperti yang pernah terjadi selama 13 abad lamanya.Mari kita kembali pada aturan Islam secara kaffaah!

 

Euis purnamasari
Lembang, Jawa barat
Ibu rumah tangga