Tanggapan: PKS: Keterbukaan yang Gagal Total

Apakah strategi politik (keterbukaan) PKS Gagal Total?Sepertinya terlalu dini dan terburu-buru bila strategi politik PKS pada pemilu 2009 dinilai gagal total. Menurut saya tulisan ini memiliki tendesi yang terlalu emosional dan kurang tepat melakukan penilaian. Hasil quick count yang dirilis oleh sejumlah lembaga survey menunjukan suara PKS berada pada kisaran 7,37-7,84%. Bila kita memakai asumsi ini saja kita dapat mengatakan terdapat peningkatan (meskipun tidak seperti yang diharapkan) dibandingkan pemilu 2004 dan dibandingkan dengan beberapa partai islam dan nasionalis lainnya yang cenderung menurun.

Bahkan jika benar mencapai 10% s.d 13 % menurut saya itu jelas merupakan kebanggaan. Kenapa? Karena melakukan kerja politik bukan suatu hal yang mudah, jangankan 8%, bahkan mendapatkan 3-4,5% seperti partai yang baru yang memiliki modal triliyunan saja sudah suatu hal yang luar biasa dalam dunia perpolitikan indonesia. Kenapa mesti mencela PKS sementara diluar sana masih banyak yang lebih buruk lagi pencapaian hasilnya. Apalagi telah mahfum dikalangan kader dakwah bahwa kemenangan itu bukan saja diukur oleh hal-hal yang sifatnya kuantitatif atau perolehan suaranya saja namun proses kesungguhan dan keikhlasan merupakan hal yang penting. Saat ini perhitungan masih berjalan, sudah seharusnya kita menunggu hasil tersebut.

Tuduhan dan provokasi penulis yang menyatakan “Harusnya para kader partai ini yang berbasis well-educated dan well-informed menggugat ketua TPPN dan jajarannya untuk bertanggung jawab terhadap langkah-langkah dan program politiknya merugikan harga diri partai dan menguras energi dan potensi partai dan kader hanya untuk bertaruh yang bisa jadi tidak diridloi Allah swt karena banyak menggunakan cara-cara yang mencederai nilai-nilai da’wah bahkan menjurus pada ikut mempromosikan kemaksiatan dengan berkampanye meniru kampanye partai-partai sekuler dengan dangdutan, mengundang penyanyi-penyanyi …..

Merupakan tuduhan yang berlebihan, kurang proporsional dan tidak layak disampaikan. Saya melihat PKS sebagai partai dakwah senantiasa berusaha memperhatikan dan menjaga aktivitas kampanyenya dari perbuatan kemaksiatan. Saya bisa membandingkan hal ini setidaknya melalui media dan apa yang saya temui dilapangan, sungguh amat jauh berbeda dengan partai-partai berasas nasionalis atau juga dengan partai lain yang mengklaim ingin menegakkan syariat islam dalam kampanyenya. Strategi yang digunakan dalam berpolitik PKS merupakan hasil musyawarah yang dilakukan secara berjamaah melalui pengawasan dewan syariah.

Menurut saya manuver politik PKS tidak membingungkan atau sampai membuat sakit hati umat seperti yang dibayangkan penulis. Karena bila benar seperti itu tentu suara PKS akan sangat jatuh melorot, Alhamdulillah hal itu tidak sampai terjadi pada PKS. Setidaknya bila mengacu angka 7,37-7,84% hasil quick count, bisa dikatakan kebanyakan orang yang pada Pemilu 2004 memilih PKS tidak kebingungan dengan komunikasi politik PKS.

Secara umum dalam tradisi berorganisasi, kader dakwah di PKS berusaha untuk tidak lekas meletakkan kesalahan atau kegagalan dakwah pada satu atau beberapa orang jajaran pemimpin. Karena kerja dakwah (politik) PKS adalah kerja jamaah bukan kerja individu, ketika ia gagal tidak kemudian dibebankan pada satu orang, begitu juga ketika berhasil. Mari kita berfikir secara bijak tentang usaha yang telah dilakukan oleh para pemimpin dikalangan PKS. Saya yakin mereka telah bekerja keras memenangkan dakwah.

InsyaAlloh tidak ada yang perlu disesali, berapapun perolehan suaranya, bila baksos dan pelayanan sosial bagi masyarakat mereka lakukan dengan ikhlas, maka Alloh akan memberinya nilai pahala. Meski demikian memang sudah seharusnya PKS sebagai partai dakwah mengevaluasi strategi yang telah dilakukannya, mengapa target yang dicitakan tidak tercapai. Sebagai hamba Alloh, para kader PKS hendaknya melakukan instropeksi ke dalam diri masing-masing, apakah yang membuat do’a nya belum dikabulkan oleh Alloh. Dan evaluasi tersebut hendaknya dilakukan dengan memelihara sikap optimis dan menjadikan evaluasi sebagai sarana merapatkan barisan dan menguatkan kembali semangat, bukan malah memunculkan keributan, prasangka buruk, pesimisme dan perpecahan. Allohu’alam bishowab

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Seluruh perkaranya baik baginya. Tidak ada hal seperti ini kecuali hanya pada orang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan lantas dia bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika dia ditimpa kesulitan lantas dia bersabar, maka hal itu baik baginya." (Riwayat Muslim, no. 2999)

Slamet ([email protected])