Surat Terbuka untuk SBY Soal Terorisme

(Surat terbuka untuk Presiden RI, SBY)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Satu lagi (maaf) kekeliruan yang telah dilakukan pemimpin negeri, Presiden RI, SBY.

Kekeliruan ini dilakukan ketika beliau tidak “didampingi” oleh Jusuf Kalla, yang dapat menguasai perdamaian sesungguhnya.

Saat ini ironis sekali, pemimpin negeri yang mengaku muslim dan rakyatnya mayoritas muslim dapat "membunuh" sesama muslim yang berijtihad/berpemahaman berbeda, bahkan saudara-saudara muslim kita diberi "label" oleh pemerintah sebagai "teroris" seperti pelabelan yang dilakukan oleh kaum kafir.

Saudara-saudara muslim kita yang telah dilabeli oleh negara sebagai teroris dilakukan “pembunuhan” tanpa proses pengadilan yang merupakan hak asasi mereka sebagai warganegara/manusia.

Seharusnya pemerintah melakukan "penyelarasan" ijtihad/pemahaman mereka dibantu oleh para alim ulama dalam rangka saling mengingatkan.

Sebagaimana firman Allah,

Sesungguhnya manusia dalam kerugian” (Al ‘Ashr, 2)

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling mengingatkan supaya mentaati kebenaran dan saling mengingatkan supaya menetapi kesabaran” (Al ‘Ashr: 3)

Apapun pemahaman/ijtihad muslim selagi sama-sama menegakkan La Ilaha Illallah, Muhammad Rasulullah, maka tetaplah kita bersaudara. Marilah kita bersatu dalam kesatuan Aqidah Islam tanpa disekat oleh batasan negara, bangsa, suku maupun tarekat, kelompok atau golongan.

Ingatlah selalu apa sesungguhnya maksud Allah menciptakan manusia dan jin sebagaimana firmanNya,

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" (Az Zariyat 56)

"Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai kematian menjemputmu" (al Hijr 99)

Saya mengajak diri saya pribadi dan para pemimpin untuk menggapai ridho Allah bukannya menggapai ridho kaum kuffar.

Sudah saatnya kita menegakkan Islam sesungguhnya bagi perdamaian dunia tidak sekedar “menggunakan” Islam untuk kepentingan politik atau kekuasaan.

Pemimpin negeri ini, Presiden RI, SBY yang muslim dengan potensi/kekuatan jumlah umat muslim yang sangat besar sebaiknya berperan dalam menjaga perdamaian dunia dan menegakkan kebenaran, bukannya “mengekor” saja kepada kaum kuffar, (maaf) bagaikan kerbau dicucuk hidungnya. Sebagai muslim sesungguhnya, Andalah yang berhak “mewarnai” tatanan dunia baru atau bahkan memimpin dunia.

Sebagaimana firman Allah,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya" , (Ali Imran, 118)

"Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (Ali Imran, 119)

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82).

Saatnya sekarang pemimpin negeri ini yang muslim dibantu para alim ulama untuk “menyatakan pendapat” kepada mereka-mereka yang melabeli “teroris” kepada saudara-saudara muslim kita. Saatnya “menyatakan pendapat” terhadap saudara-saudara muslim kita yang negaranya “diguncang”, “diserang”, bahkan “dijajah” seperti Palestina, Afghanistan, Irak, Somalia dll. Umumnya adalah saudara-saudara muslim kita yang dalam kehidupan mereka di dunia hendak menegakkan Syariah Islam

Saatnya kita memainkan peran dalam kancah dunia sebagai bentuk upaya perdamaian dunia sejati sebagai perwujudan perintah Allah agar kita tidak membuat kerusakan dimuka bumi Sekaligus perwujudan kehendak Allah menjadikan manusia sebagai khalifah sebagaimana firman Allah,

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al Baqarah:30)

Salam Ukhuwah Islamiyah.

Zon di Jonggol
mutiarazuhud.wordpress.com