Belajar Dari CIA

Eramuslim.com – Heboh pencekalan terhadap artis dan pegiat sosial Neno Warisman di Riau lambat-laun mulai meeeda. Namun sorotan trehadap sepak-terjang aparat intelijen kita, utamanya Badan Intelijen Negara (BIN) selayaknya justru baru dimulai. Apa yang salah dari kiprah aparat intelijen kita?

Ada kesalahan strategis yang cukup mendasar. Pertama aparat intelijen memandang dirinya sebagagai anggota sebuah organ, sehingga di alam bawah sadarnya mereka sama saja dengan aparat kepolisian atau aparat TNI.

Padahal, yang namanya intelijen itu sejatinya merupakan sebuah jaringan yang tersusun secara rahasia dan tersamar yang kemudian menjelma menjadi sebuah komunitas. Itulah komunitas intelijen. Atas dasar suatu jaringan tersusun yang kemudian jadi komunitas itulah, organ intelojen kemudian didirikan.

Mari kita kilas balik sejenak bagaimana sebuah komunitas intelijen Amrika Serikat dibangun yang kelak pada 1947 berdiri sebuah organ bernama Central Intelligence Agency atau CIA. Adapun yan merancang sebuah jaringan tersusun dan kemudian jadi komunitas intelijen adalah dua orng sipil yang punya talenta untuk menghayati peran dan fungsi kerja-kerja intelijen. William Donovan, seorang pelaku pasar modal dan valas. Satunya lagi Allen Dulles, seorang pengacara yang waktu itu bekerja pada sebuah kantor pengacara Sullivan and Cromwel.

Yang dilakukan Donovan dan Dulles di tengah berkecamuknya perang dunia kedua, adalah membangun jaringan tersusun yang mana tergabung didalamnya berbagai kalangan professional seperti para ilmuwan perguruan tinggi, professional di bidang hukum yang punya daya jangkau dan pengaruh lintas negara, kalangan budayawan dan seniman, para pemain kunci di dalam tubuh militer, media massa, maupun kalangan bangsawan/aristokrasi baik Eropa Barat maupun Eropa Timur.