Jika Sayang Keluarga, Gantilah Minyak Goreng Anda Dengan Minyak Kelapa (Bag.1)

coconutoilEramuslim.com – Ada apa dengan minyak goreng umum yang selama ini dijual bebas dimana-mana? Mengapa kita harus segera menggantinya dengan minyak kelapa? Apa hubungannya dengan sayang keluarga? Jawabannya adalah konspirasi, dusta, ketakutan, dan uang dibalik bisnis minyak untuk memasak.  Minyak goreng yang selama ini Anda konsumsi, bisa membawa berbagai penyakit maut bagi Anda dan keluarga yang Anda kasihi.

Supaya sehat dan selamat, saya ajak Anda untuk membaca sampai habis artikel ini…

KEHEBATAN MINYAK KELAPA

Minyak kelapa memiliki reputasi yang panjang dan sangat dihormati di banyak kebudayaan di seluruh dunia, tidak hanya sebagai makanan bernilai tinggi, tetapi juga sebagai obat yang manjur. Minyak kelapa digunakan di seluruh daerah tropis dalam banyak sistem kedokteran tradisional. Misalnya, di India minyak kelapa merupakan bahan penting dari sebagian ramuan obat Ayurweda. Pengobatan Ayurweda telah dipraktikkan di India selama ribuan tahun dan masih digunakan sebagai bentuk pengobatan utama oleh jutaan orang. Di Panama, Amerika Tengah, orang diketahui MEMINUM minyak kelapa dari gelas untuk membantu mereka mengatasi rasa nyeri. Mereka telah belajar dari generasi ke generasi bahwa mengkonsumsi minyak kelapa mempercepat pemulihan dari penyakit.

Di Jamaika, minyak kelapa dianggap sebagai tonik kesehatan yang baik bagi jantung. Di antara orang Polinesia, minyak kelapa sangat berharga melebihi semua tanaman lain dalam hal khasiat gizi dan kesehatannya. Khasiat penyembuhan oleh kelapa telah lama dikenal di budaya yang mengernbangkan tanaman ini. Hanya baru-baru ini lah manfaat ini mulai dikenal di seluruh dunia.

Tidak seperti lemak lainnya, minyak kelapa melindungi kita terhadap penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya. Minyak ini mendukung dan menguatkan sistem kekebalan sehingga membantu tubuh menghalau serangan infeksi dan penyakit. Minyak ini unik dan berbeda dari minyak jenis lain karena mempercepat penurunan berat badan, yang membuatnya dikenal sebagai satu-satunya lemak rendah kalori di dunia.

PERANG MINYAK TROPIS

Pada titik ini, Anda mungkin bertanya-tanya, “Jika minyak kelapa memang sebagus yang Anda katakan, mengapa reputasinya begitu buruk?” Alasan paling sederhananya adalah politik uang dan kesalahpahaman. Semua orang mengenal minyak kelapa sebagai lemak jenuh, dan kita terus-menerus diminta mengurangi asupan lemak jenuh. Kata-kata “lemak jenuh” hampir disinonimkan dengan “penyakit jantung”. Sangat sedikit yang diketahui orang mengenai perbedaan antara lemak jenuh rantai-sedang (Medium Chain Fatty Acids) dalam minyak kelapa dengan lemak jenuh rantai-panjang (Long Chain Fatty Acids) dalam daging dan makanan lain.

dangers-of-eting-junk-foodsBagi sebagian besar orang, lemak jenuh adalah lemak jenuh—suatu bahan jahat yang mengintai dalam makanan, menunggu kesempatan untuk menyerang dan menjatuhkan Anda dengan serangan jantung. Bahkan profesional kesehatan (medis konvensional) tidak mengetahui adanya perbedaan. Sebagian besar bahkan tidak tahu ada lebih dari satu jenis lemak jenuh. Sayangnya, banyak pekerja kesehatan dan penulis kesehatan serta kebugaran hanya mengulangi yang mereka dengar dan tidak memahami lemak serta bagaimana pengaruhnya pada tubuh. Hanya baru-baru ini lah kebenaran mengenai minyak kelapa mulai muncul kembali.

Sampai tahun 1950-an, peneliti mulai menunjukkan manfaat kesehatan dari minyak kelapa. Selama bertahun-tahun, minyak ini dianggap bagus dengan banyak kegunaan gizi. Jadi, bagaimana minyak kelapa dapat menjadi penjahat penyumbat pembuluh darah yang dipandang rendah? Semua ini terjadi gara-gara asosiasi kedelai Amerika atau American Soybean Association (ASA). Hal ini berawal pada pertengahan 1980-an. Saat itu, media dihebohkan dengan peringatan kepada masyarakat mengenai ancaman kesehatan yang baru ditemukan, yaitu minyak tropis.

Mereka menyatakan bahwa minyak kelapa merupakan lemak jenuh dan akan menyebabkan penyakit jantung. Ke mana pun Anda berpaling, setiap produk yang mengandung minyak kelapa atau sawit dikritik sebagai “tidak menyehatkan”. Menanggapi respons publik yang tampak berlebihan, pengusaha bioskop mulai memasak berondong dengan minyak kedelai; produsen makanan mulai mengganti minyak tropis yang telah mereka gunakan selam bertahun-tahun dengan minyak kedelai, restoran berhenti menggunakan minyak tropis dan lebih rnemilih minyak kedelai serta minyak nabati lainnya. Pada awal 1990-an, pasar minyak tropis telah berkurang menjadi hanya sebagian kecil dari sebelumnya. Pemicu sorotan media ini (ASA) menyatakan kemenangan dalam perjuangannya melawan minyak tropis.

Sayangnya, perang minyak ini membuat semua pria, wanita, dan anak di Amerika (serta negara lain) menjadi korban. Tragisnya, minyak yang menggantikan minyak kelapa dan minyak sawit adalah minyak nabati hidrogenasi (umumnya berasal dari kedelai)—salah satu minyak makanan yang paling merusak kesehatan yang pernah ada—dan yang benar-benar mendapat keuntungan dari kegemaran baru di bidang kesehatan ini hanyalah mereka yang bergerak di industri kedelai.

Pengganti hidrogenasi ini mengandung lemak jenuh yang sama banyaknya dengan minyak tropis, tetapi tidak terbuat dari asam lemak rantai-sedang yang mudah dicerna sebagaimana ditemukan pada minyak kelapa. Minyak ini terbentuk dari asam lemak trans yang beracun. Akibatnya, kita mengganti minyak tropis yang menyehatkan dengan minyak nabati yang telah diubah secara kimiawi yang sangat buruk. Kita adalah korban, karena saat mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak ini, kesehatan kita terganggu.

Seluruh kampanye direncanakan dengan cermat oleh ASA untuk menyingkirkan saingan minyak tropis impor. Selama dekade 1960-an dan 1970-an, penelitian menunjukkan bahwa beberapa bentuk lemak jenuh meningkatkan kolesterol dalam darah. Karena kenaikan kolesterol diketahui merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit jantung, maka sebagai akibatnya, lemak jenuh juga dianggap sebagai komponen yang tidak diinginkan dalam makanan, dan kita dianjurkan untuk mengurangi asupannya. Pendapat umumnya, semakin sedikit Anda mengkonsumsi lemak jenuh, semakin baiklah kesehatan Anda.

Menggunakan KETAKUTAN masyarakat akan lemak jenuh dan perasaan adanya hubungan dengan penyakit jantung, ASA berangkat untuk menciptakan krisis kesehatan. Krisis yang direncanakannya sangat mengerikan sehingga secara harfiah akan membuat orang takut dan menghindari penggunaan minyak tropis. Pada tahun 1986, ASA mengirimkan alat pelawan lemak atau “Fat Fighter Kit” pada petani kedelai untuk mendorong mereka menulis pada pejabat pemerintah, perusahaan makanan, dan sebagainya, yang isinya memprotes gangguan “lemak tropis yang sangat jenuh seperti minyak sawit dan kelapa”.

Para istri dan keluarga dari sekitar 400.000 petani kedelai didorong untuk menyebar ke seluruh negeri dalam upaya melobi dan menggembar-gemborkan manfaat kesehatan dari minyak kedelai. Kelompok kesehatan yang penuh makna namun salah jalan seperti Center for Science in the Public Interest (CSPI) bergabung dalam perang ini, mengeluarkan berita yang menyebutkan bahwa minyak sawit, kelapa, dan biji sawit sebagai “lemak yang menyumbat pembuluh darah”.

CSPI, sebuah kelompok aktivis konsumen nonprofit, telah mengkritik lemak jenuh sejak didirikan pada tahun 1970-an. Seperti hampir semua penasihat gizi pada masa itu, mereka secara keliru meyakini bahwa semua lemak jenuh sama dan menyerangnya sekuat tenaga. Didorong oleh publisitas yang dikeluarkan oleh ASA, mereka mulai menguatkan serangan. Minyak tropis, karena sangat jenuh, dikritik habis-habisan dalam kepustakaan promosi, siaran berita, dan upaya lobi mereka. Tampaknya, CSPI menganggap lemak jenuh sebagai penjahat paling berbahaya yang pernah menyerang umat manusia. ASA telah menemukan sekutu yang kuat dan suka mengemukakan pendapat dalam kampanye untuk menguasai pasar minyak tropis.

Sebagai kelompok yang menyatakan diri sebagai penasihat pendidikan gizi yang bertanggung jawab, CSPI secara mengejutkan tidak tahu apa-apa mengenai lemak jenuh, khususnya mengenai minyak kelapa. Bukannya memberi informasi pada masyarakat tentang fakta sebenarnya mengenai lemak jenuh, mereka hanya memperkuat kesalahpahaman dan kepalsuan. Kekurangan pengetahuan yang dimiliki CSPI sehubungan dengan biokimiawi lipid terungkap dalam buklet mereka yang berjudul Saturated Fat Attack.(RD/Bersambung)

***Artikel kesehatan ini bersumber dari laman Klinik Online Healindonesia yang diasuh Danton Andreas Hermawan.