Soal Infiltran Cina ke Halim, Ibukota Saja Kebobolan, Bagaimana Lagi di Daerah-Daerah?

tentara cinaEramuslim.com – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, kasus tertangkapnya lima orang Warga Negara Tiongkok yang melakukan pengeboran di area Bandara Halim Perdanakusumah adalah indikasi tidak bekerjanya fungsi pengawasan.
Selain fungsi pengawasan kata dia, fungsi intelijen keimigrasian sebagaimana diamanatkan UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian juga tidak jalan.
“Patut dipertanyakan kinerja  Dirjen Imigrasi selaku unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia,” tandas Wakil Ketua MKD ini di Jakarta (29/04).
Sufmi mengaku tidak habis pikir dengan begitu mudahnya para pekerja ilegal asal Cina tersebut dengan mudah dan leluasanya masuk Indonesia dan bekerja tanpa terdeteksi pihak imigrasi.
“Bagaimana bisa orang asing selama hampir sebulan melakukan aktivitas ilegal di area militer kita, terlebih orang asing tersebut tidak membawa dokumen identitas lengkap dan berpakaian militer negaranya,” tanya dia.
Jika fungsi pengawasan dan intelijen keimigrasian berjalan baik, seharusnya masalah ini bisa dideteksi dan diselesaikan sejak sebulan lalu ketika mereka mulai melakukan aktivitas pengukuran.
“Petugas imigrasi kita mestinya bisa mendapat  bahan keterangan dari masyarakat mengenai hal tersebut,” tandas dia.
Satu hal yang perlu diperhatikan, kata dia, kasus ini terjadi di jantung Ibu kota negara.
“Jika di Jakarta saja bisa kebobolan, kita khawatir hal yang sama mungkin saja terjadi di daerah-daerah remote yang sulit untuk dipantau,” tegas dia.
Menyikapi kasus tersebut, ia berharap agar pihak Kemenkumham melakukan evaluasi terhadap bawahannya.
“Kami berharap agar Menkumham dapat melakukan evaluasi serius terhadap kinerja Dirjen Imigrasi,” tandas dia. (ts/teropongsenayan)