Porno, Miyabi, dan Azab

Indonesia akan kedatangan bintang porno dari Jepang, yang bernama Maria Ozawa, yang dikenal dengan Miyabi. Wanita yang sekarang diidolakan sebagian kalangan ini, lahir dari ibu seorang wanita Jepang, dan ayahnya keturunan Perancis-Kanada.

Kisah Miyabi, tahun 2007, ia menandatangani kontrak kerja dengan studio rekaman video ‘Attackers’, sebuah perusahaan studio terkemuka, yang mengkhususkan bisnisnya dalam film-film porno, yang ber temakan perkosaan. Tak lama, Juni 2008, Miyabi pindah ke perusahaan studio yang lebih kecil, bernama, ‘Ran-maru’, yang merilis rekaman pertamanya, 19 Juli 2008. Masih di tahun 2008, beraneka rekaman Miyabi, dari hasil karya produser yang berbeda, termasuk rekaman ekslusif Miyabi yang beradegan lesbian yang diproduksi LADYxLADY, sebuah divisi perusahaan konglomerat film porno di Jepang Soft On Demand (SOD).

Selanjutnya, Miyabi memutuskan tampil dalam film-film ‘yang tidak disensor’. Film-film itu menggunakan apa yang disebut mosaik pixel, yang umum digunakan untuk mengaburkan tampilan alat kelamin dalam semua standar video porno di Jepang. Film porno Miyabi dengan seorang aktor berusia 45 tahun, dan filmnya berdurasi 45 menit, tanpa sensor dirilis secara online oleh perusahaanXVN, September 2008. Di 2009 ini, Miyabi membintangi film berjudul ‘Oral Venus’, yang tak lepas dari porno. Tiga studio film, DAS, Moody’z dn M’s Viedo Group, semuanya memilih film porno, yang dibintangi Miyabi, diikutsertakan dalam kontes AV Grandprix 2009. Inilah sebagian karir dan perjalanan hidup bintang porno Miyabi.

Sebelumnya, Indonesia pernah juga mengizinkan terbitnya majalah Play Boy. Majalah Play Boy, yang terbit di AS, pertama kalinya, tahun 1953, dan didirikan oleh Hefner. Majalah ini pertama kali terbit dengan ‘cover’ bintang film Marilyn Monroe, dan dengan tiras mencapai 53.991 ribu. Majalah Play Boy yang hanya diperbolehkan untuk orang-orang dewasa di AS, dan selalu menampilkan ‘cover’ bintang-bintang dengan gambar ‘bugil’. Tapi, majalah yang sangat absurd ini diizinkan terbit di Indonesia. Dan, pertama kali terbit Play Boy di Indonesia, 7 April 2006.

Majalah Play Boy di beberapa negara dilarang. Seperti di RRC, Korea Selatan, India, Myanmar, Malaysia, Thailand, Taiwan, Singapura, dan Brunai. Di negara-negara Islam, yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), Play Boy dilarang. Tidak ada negara-negara Islam di Afrika, Timur Tengah, dan Asia yang mengizinkan terbitnya Play Boy.

Di Amerika, Majalah Play Boy tidak dijual di sembarang toko, di beberapa negara bagian,Majalah Play Boy hanya dijual di tempat yang menjual minuman keras. Play Boy juga dilarang dijual di toko-toko yang tidak menjual minuman keras. Di seluruh dunia Majalah Play Boy, tidak dijual di toko-toko secara bebas, dan kalau ada diletakkan di tempat rak yang paling tinggi, yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak.

Tapi, di Indonesia, negeri yang kelewat bebas, video-video porno bisa didapatkan disembarang tempat, dan anak-anak dibawah umurpun bisa mendapatkannya. Tidak ada pembatasan yang ketat, dan juga larangan. Seperti setiap orang dapat menikmati hal-hal yang merusak ini. Maka, kedatangan bintang film porno Miyabi dari Jepang, yang mengunjungi Indonesia itu, hanya membuktikan, bahwa Indonesia membiarkan dan membolehkan segala bentuk kerusakan dan kemaksiatan.

Dibagian lain, Dr.Risman Musa MA, Staf Ahli Menko Kesra, Bidang Pengembangan Program Multikulturalisme, menyatakan, “Serangan yang dilakukan pornographer begitu terorganisir, sehingga peran orang tua dan keterbukaan komunikasi dalam keluarga harus tetap diciptakan guna melindungi anak, dan yang yang penting peran agama”, ucapnya. “Karenanya, perlu pembatasan dan aturan yang jelas atas produk-produk mereka dengan berbagai media agar tidak mudah diakses anak-anak”, tambahnya.

Indonesia memang negeri yang penuh paradok. Di tengah-tengah jeritan, tangisan, dan pilu dari orang-orang yang tertimpa musibah, akibat gempa, banjir, gunung merapi, dan kecelakaan, tapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki rasa prihatin serta hati nurani. Tak ada sedikitpun takut azab dari Allah Ta’ala.

Ini menandakan krisis moral di Indonesia sudah sangat akut dan sampai ke tulang sumsum. Menganggap segalanya menjadi wajar. Tidak ada korelasinya antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Betapa paradoknya kehidupan yang terjadi di Indonesia saat ini. Nilai-nilai moral agama sudah di buang jauh-jauh.
+++
Kami menyampaikan banyak terima kasih atas perhatiannya dalam tema dialog terdahulu. Dengan ini dialog sebelumnya kami tutup. Selanjutnya, kami mengharapkan pandangan, pemikiran, dan sikap terhadap rubrik dialog yang baru ini.