Dahulukan Bendera La Ilaha ill-Allah Bukan Panji Moralisme

 Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam secara konsisten di bawah bimbingan wahyu Allah terus mendahulukan pengibaran  bendera La ilaha ill-Allah sebelum pengibaran  panji Moralisme. Padahal beliau sangat faham bahwa kebangkrutan moral sedang merajalela di tengah masyarakat. Padahal beliau adalah seorang manusia yang dikenal luas memiliki akhlak mulia yang dapat menjadi teladan dalam bidang pembenahan moral dan akhlak.

Jembatan Neraka Lebih Tipis Dari Rambut Lebih Tajam Dari Pedang

Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keadaan jembatan tsb. Jembatan itu lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Laa haula wa laa quwwata illa billah…! Betapa sulitnya bagi kita untuk berjalan menyeberang di atasnya. Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus Maha Bijaksana. Allah akan berikan bekal bagi orang-orang yang imannya sejati untuk sanggup melintas di atas jembatan tersebut.

Rahasia Do’a Mengatasi Hutang

Islam adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk membiasakan diri bertransaksi secara tunai  Ini bukan berarti Islam mengharamkan berhutang  Hanya saja Islam memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan yang bukan ideal dan utama (Ringan Berbobot)

Bacaan Doa Setelah Sholat Lima Waktu Sesuai Sunnah

Maka untuk menyempurnakan datangnya ampunan Allah ta’aala dan dihapuskannya segenap kesalahan, seorang mu’min menutup sholat lima waktunya dengan membaca wirid yang diajarkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Suatu bentuk wirid yang Nabi shollallahu ’alaih wa sallam jamin akan menyebabkan semua kesalahan seseorang bakal dihapus Allah ta’aala walaupun sebanyak lautan.

Nabi Muhammad Dibenci Karena Aqidahnya

Permusuhan yang sesungguhnya ialah permusuhan karena pertentangan aqidah bukan yang lainnya. Seorang mu’min sepatutnya menyadari bahwa Nabi kita yang mulia akhlaknya itu tidak pernah dibenci lantaran akhlaknya. Namun setiap bentuk kebencian dan permusuhan yang diarahkan kepada beliau senantiasa bertolak dari ketidak-relaan manusia untuk menerima sekurang-kurangnya mentolerir keberadaan aqidah Tauhid yang diajarkan Nabi Muhammadshollallahu ’alaih wa sallam.