Wingitnya Kediri, Dari Jayabaya Sampai Jokowi

Poros Tengah yang awalnya mendukung Gus Dur sejatinya adalah pemandu sorak dalam fragmen politik 1999-2001.

Jika PDIP yang berkuasa di DPR ketika itu tidak setuju Sidang Istimewa MPR untuk menjatuhkan Gus Dur, maka tidak akan ada apa yang oleh Adhie Massardi disebut sebagai tragedi politik.

Tetapi sejarah sudah menuliskan: PDIP mendorong Sidang Istimewa MPR karena menyadari bahwa Megawati akan mendapatkan manfaat terbesar.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief juga punya pandangan menarik.

Dia yakin, Pramono Anung menyadari bahwa tidak ada hubungan antara Kediri dengan kejatuhan sebuah rezim di negeri ini.

Andi Arief menilai, Pramono Anung Sedang mengirimkan sebuah pesan penting bahwa kekuasaan Presiden Jokowi sedang dalam berbagai tekanan yang tidak mudah.

Soal “klenik politik” Kediri, Andi Arief mengatakan itu omong kosong.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berkuasa setelah menang dalam Pilpres 2004 dan Pilpres 2009 pernah dua kali berkunjung ke kota itu.

Kunjungan pertama di tahun 2007, dan kunjungan kedua di tahun 2014.

SBY tidak jatuh karena mengunjungi Kediri. Kekuasaannya berakhir dengan baik.(end/rmol)

Penulis: Teguh Santosa