Ketika Isu Kedaulatan Udara Hanyalah Basa Basi

Alasannya sederhana, Singapura yang saat itu masih koloni Inggris dianggap mumpuni secara peralatan dan sumber daya manusia. Lagipula, otoritas Singapura yang saat itu paling dekat dengan FIR Kepri.

Namun Singapura dan Indonesia tentu punya kepentingan masing-masing. Dari sisi ekonomi misalnya, ruang udara Indonesia yang dikelola Singapura disebut sebagai jalur ‘gemuk’ yang mendatangkan pundi-pundi kekayaan.

Berdasarkan mandat ICAO di Dublin itu pula, Singapura tak hanya berwenang mengatur lalu lintas udara di langit Kepulauan Riau, tapi juga berhak memungut bayaran dalam Dolar AS dari seluruh maskapai penerbangan yang melintasi FIR itu.

Sebagian dari bayaran yang diterima Singapura, diserahkan kepada Indonesia. Saat ini tiap pesawat yang melintas di wilayah FIR bayar US $ 6. Padahal setiap menit, untuk satu jalur saja, ada puluhan pesawat yang lewat. Kalau sehari semalam, 24 jam, sudah dapat berapa itu ya? Kompensasi ke Indonesia hanya 50 sen. Bayangkan berapa yang akan didapat Indonesia kalau FIR kita pegang sendiri.

FIR Makasar saja melayani rata rata 10.000 jalur penerbangan per hari Potensi Pendapatan Nasional Bukan Pajak bagi Indonesia ini yang diabaikan selama puluhan tahun. Ngitung gobloknya nih untuk satu jalur ruang udara (ruang udara itu bertingkat tingkat)

Berdasar asumsi perhitungan FIR Makasar karena data FIR Natuna belum ketemu, tetapi tentu lebih karena jalur Kepri jauh lebih sibuk dari Makasar maka dapat dihitung US$ 6 x 10.000 x 365 = USD 21.900.000 per tahun untuk satu jalur penerbangan saja. Indonesia kaya ya? Sayang masih disia-siakan.

Padahal untuk inipun sudah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016, di mana pemerintah berhak memungut tarif pelayanan jasa navigasi pesawat domestik maupun internasional. Namun untuk menggenjot kedaulatan dan penghasilan secara pelaksanaannya?

Kedaulatan Udara Militer

Selain masalah kontrol penerbangan yang masih belum tuntas ada lagi tentang pelanggaran kedaulatan udara Indonesia khususnya yang dilakukan oleh Militer Singapura. Pesawat tempur Singapura kerap terlihat berlatih di utara Pulau Bintan yang berdekatan dengan Singapura.