7 Kesalahan Data Jokowi dalam Debat Capres Kedua

  1. Impor Beras

Jokowi mengatakan sejak 2014 hingga 2019 ini, Indonesia telah menurunkan impor beras.

Pernyataan presiden petahana itu juga dilengkapi dengan pernyataan stok suplus sebanyak hampir 3 juta ton.

“Bahwa sejak 2014 sampai sekarang impor kita untuk beras ini turun, dan produksi beras kita supaya kita tahu semuanya sembilan belas delapan empat kita memang swasembada,” ujar Jokowi.

“Dan saat itu produksi beras kita dua puluh satu juta ton per tahun. 2018 kemarin produksi beras kita 33 juta ton beras.”

“Konsumsi kita, konsumsi kita dua puluh sembilan koma. Artinya apa? Ada stok ada surplus sebanyak hampir 3 juta ton. 2,8 juta ton. Apa artinya? Kita ini sebetulnya sudah surplus.”

Namun dilansir dari Twitter Kompas TV berdasarkan data Kementrian Pertanian, produksi beras tahun 2018 adalah 48,5 juta ton.

Sementara total konsumsi beras nasional benar yakni sebanyak 33,47 juta ton.

Surplus data yang diberikan Jokowi melenceng jauh yakni saat ini sebesar 13,03 juta ton.

  1. Palapa Ring

Jokowi banyak menyebutkan prestasinya soal Palapa Ring di kabupaten dan kota di era 4.0.

Ia mengatakan dalam pembangunannya, Palapa Ring Indonesia bagian tengah sudah selesai 100 persen.

“Saya sampaikan Palapa Ring di Indonesia bagian Barat telah 100 persen selesai, Indonesia bagian tengah 100 persen selesai, Indonesia bagian Timur 90 persen selesai, dan nanti di Juli insya Allah 100 persen juga akan selesai, ini menyambungkan-menyambungkan backbone dengan broadband dengan kecepatan yang sangat tinggi dan yang kedua juga,” kata Jokowi.

Sementara data yang diperoleh dari Kementrian Komunikasi dan Informatika, Palapa Ring paket barat telah selesai 100 persen pada Maret 2018.

Paket tengah selesai Desember 2018.

Sedangkan paket timur 88,14 persen per Desember 2018.