‘AADKK’ Ada Apa Dengan Kuping Kiri Bapak?

Keterlaluan kalian. Curiga terus. Tapi, begitulah gambaran tentang masyarakat yang super-kritis. Tidak perlu ditanggapi dengan pengerahan unit-unit reaksi cepat yang ada di berbgai instansi penegak hukum. Anggap saja ini fenomena peningkatan drastis kegemaran rakyat terhadap politik dan demokrasi.

Inilah pertanda rakyat semakin jeli. Barangkali, inilah buah dari iklan layanan masyarakat yang sangat positif selama ini. Iklan itu, “teliti dulu sebelum dibeli”. Tonton dulu sebelum dipilih.

Atau mungkin juga ada semacam, maaf, ‘bimbel’ untuk Pak Jokowi. Jadi, banyak hal yang bisa membantu beliau. Iya ‘kan?

Dengan begitu, janganlah selalu dihantui kecurigaan. Masa terus-menerus menyangka Pak Jokowi tak bisa menguasai masalah. Beliau ‘kan punya banyak tenaga ahli di semua bidang. Dan, bisa jadi juga Pak Presiden sudah beralih jenis bacaan. Bukan lagi komik.

Mungkin saja menjelang debat capres ini beliau intensif membaca data. Bisa jadi beliau banyak berdiskusi dengan para menteri serta para staf ahli yang superjago. Siapa tahu, bukan?

Akan tetapi, memang banyak yang bisa dipertanyakan tentang data atau angka-angka yang disampaikan Jokowi di debat malam tadi. Misalnya saja tentang kebakaran hutan yang dikatakannya sudah tidak ada lagi selama tiga tahun ini. Faktanya, kelompok pembela lingkungan, Greenpeace, membantah klaim Jokowi. Mereka mengatakan, sejak kebakaran hutan terbesar pada 2015, kebakaran terus terjadi tiap tahun hingga sekarang.

Data di Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut (Kementerian Lingkungan Hidup) menunjukkan kebakaran hutan terus terjadi. Memang luas hutan yang terbakar menurun. Pada 2016, ada 14,600 (empat belas ribu enam ratus) hektar yang terbakar. Di 2017, ada 11,127 hektar dan pada 2018 ada 4,666 hektar. Ini yang disampaikan oleh Kompasdotcom, media pendukung petahana.