Alun-Alun Keraton Yogya: Dangdutan Boleh, Pengajian Dilarang

Eramuslim.com – Di dalam tata kota Yogyakarta terkandung simbol sangkan paraning dumadi (asal usul dan tujuan hidup manusia) sesuai aqidah islam.

Dimulai dari panggung krapyak di selatan sebagai simbol rahim ibu. Alun-alun selatan sebagai masa muda.

Siti Hinggal sebagai fase pematangan aqidah. Alun-alun utara sebagai keluasan hati, hasil kematangan aqidah.

Diteruskan beragam godaan duniawi berupa pasar beringharjo simbol harta, benteng vredeburg simbol orang kafir, kepatihan simbol karir, dan pasar kembang simbol nafsu pada wanita.

Berujung di tugu golong gilig simbol Tauhid, di mana manusia akan mati dengan kalimat itu.

Kesatuan antara Alun-alun, Keraton, & Masjid adalah simbol kesatuan rakyat, raja, dan ulama.