Benang Kusut Pak Joko, Maju Kena Mundur Kena

Hari-hari ke depan, menurut saya, merupakan hari-hari yg berat dan ruwet bagi Jokowi. Bak benang kusut.

Bayangan kekalahan di RQ KPU serta bayang-bayang hitam nasibnya pasca pelantikan PS, jls sangat menghantui hari-harinya.

Andaikan PS menang, sangat mungkin jejak masa lalunya akan ditelisik. Kasus trans Jakarta, reklamasi, proyek infrastruktur, penjualan BUMN, dll tentu akan diaudit.

Jangan lupa, KPK pasca Jokowi pasti lebih berani-bahkan sekarang pun di saat perahu baru oleng sj KPK sdh berani nakal dgn menciduk orang2 dekat Jokowi. Terlebih lg jika Jaksa Agung dipegang oleh Novel Baswedan, maka Jokowi akan menghadapi dua tombak kembar: KPK dan kejaksaan.

Nasib terburuk, Jokowi akan senasib dgn Najib Razak. Jikalau beliau benar-benar bersih, setidaknya rakyat masih mengenangnya sbg Bapak Infrastruktur (walaupun meninggalkan banyak hutang).

Bahkan seandainya Jokowi dinyatakan menang pun, hari-hari yg akan dilalui tdklah menjadi mudah. Penolakan dari masyarakat dari kubu 02 hampir pasti terjadi. People Power sepertinya menjadi keniscayaan.

Sinyal ke arah situ cukup kuat. Pernyataan Amien Rais, saran para pendukung agar PS menolak rekonsiliasi yg disampaikan 01, menjadi pertanda bahwa rakyat akan menyambut perang total yg disampaikan Muldoko.

Jika people power benar terjadi, benar-benar akan memukul mental Jokowi.

Massa PS banyak dan militan. Barisan pendukung dari kalangan intelektual, aktivis, ulama, hingga emak-emak jelas bukan psukan kaleng yg mudah ditundukkan.

Mereka sdh memiliki amunisi utk menggerakkan people power. Carut marutnya pilpres bs menjadi bensin pencetus ketidakpuasan publik.

Mengandalkan TNI utk menghadapi massa pun kayaknya tdk mungkin. Soliditas TNI dlm membela rakyat sangat teruji. Lagian, di lingkungan Paspampres pun Jokowi kurang diminati (kalah hampir di semua TPS).

Andaikan Jokowi berhasil dilantik kembali pun, jalan terjal mesti dihadapi setiap hari.

Prabowo akan menjadi tokoh oposisi yg sangat disegani. Ditambah lg tokoh lain semacam Rizal Ramli, Kwiek Kian Gie, Said Didu, Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan, dan sederet tokoh berkualitas lain di samping Prabowo, jls bukan lawan mudah utk dihadapi ketika mereka mengkritisi.

Media Sosial dapat dipastikan menjadi ajang bullian terhadap rezim, dan akan sangat sulit ditanggulangi. Ajang blusukan yg selama ini menjadi trade mark Jokowi, berubah menjadi hal yg paling dihindari. Takut diteriaki. Bahkan utk menghadiri acara yg bersifat massal, Jokowi pun mesti berpikir seribu kali.

Kasus yg menimpa Ridwan Kamil di stadion sangat mungkin terjadi pd Jokowi.

Jadi, menang atau kalah bagi Jokowi sepertinya sama-sama tdk mengenakkan.

Maju Kena, mundur kena!

Saatnya ngundhuh wohing pakarti!

*Penulis: Aira

[swa]