Dari Mana Munculnya Istilah: Kepala Gue Difitrahin Nih!

Eramuslim.com – Anda tentu pernah mendengar kalimat yang biasanya diucapkan dengan intonasi meninggi dan bercampur amarah tersebut. Biasanya kalimat itu diucapkan seseorang jika kepalanya dipukul atau bahasa kasarnya dikeplak. Lalu dari mana datangnya istilah tersebut?

Dalam ilmu Fiqih, semua umat Islam diwajibkan membayar zakat fitrah ketika Ramadhan berakhir. Batas pembayaran zakat fitrah adalah sebelum Sholat Idul Fitri dilaksanakan.

Nah, zakat fitrah hukumnya wajib ditunaikan bagi setiap Muslim yang mampu. Besar zakat fitrah yang harus dikeluarkan sebesar satu sha’ yang nilainya sama dengan 2,5 kilogram beras, gandum, kurma, sagu, dan sebagainya atau 3,5 liter beras yang disesuaikan dengan konsumsi per orangan sehari-hari. Meski ada ulama yang membolehkan membayar zakat menggunakan uang, afdolnya zakat fitrah dibayarkan dengan makanan pokok yang dikonsomsi sehari-hari.

Nah, bagi rakyat Indonesia, beras menjadi makanan pokok, sehingga zakat fitrah pun dibayarkan menggunakan beras. Karena dasar itulah istilah “kepala difitrahin” itu lahir.

Orang tua di kota Batavia mengajarkan membayar zakat wajib memakai beras dan nakerin kendiri. Takeran satu liter beras tidak boleh diratakan, artinya biarkan “menggunung” melebihi takaran satu liter.