Dinilai Tak Sigap Tangani Korona, Menkes Terawan Didesak Mundur

Pria yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah ini menuturkan, sejak awal Corona masuk Indonesia, menteri Terawan tampak tidak serius dalam pencegahan. Selain itu, dia juga menilai Terawan gagal dalam menjamin ketersediaan alat penunjang bagi tenaga medis.

“Baik menyiapkan rumah sakit rujukan, APD yang akhirnya banyak tenaga medis memakai jas hujan plastik, laboratorium terbatas, hingga alat tes, dan masker. “Sebagai pandemi global, penanganan COVID-19 di banyak negara tidak lepas dari tanggung jawab dari seorang menteri kesehatan,” tutur aktivis muda Muhammadiyah itu.

Tak hanya itu, David menyoroti Terawan yang justru banyak menghilang di tengah perang melawan Corona. Terutama tak tampak dalam kegiatan Presiden yang terkait corona, seperti menengok Wisma Atlet dan Pulau Galang. Terawan kini justru diberi tanggung jawab lebih sesuai UU, untuk menyetujui suatu daerah atau wilayah boleh PSBB atau tidak. Salah satu yang sudah mengajukan adalah DKI.

“Kalau kemarin Presiden Kyrgyzstan berani memberhentikan menteri kesehatannya karena tidak becus bekerja, maka sebagaimana kurva angka kematian dan persebaran COVID-19 yang terus mendaki, wajar bila publik menuntut pertanggungjawaban dari menteri kesehatan,” tandasnya.

Belum ada tanggapan dari Menteri Terawan saat TeropongSenayan mengkonfirmasi perihal desakan mundur terhadap dirinya ini. Juru bicara Presiden Fadjroel Rachman pun tak menjawab permintaan tanggapan yang diajukan TeropongSenayan.

Pengamat Kesehatan yang juga mantan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr. Zaenal Abidin, memandang desakan terhadap Terawan itu sangat mungkin terjadi di masyarakat. Pasalnya, di tengah musim yang berbahaya ini masyarakat sangat berkepentingan dan membutuhkan Menteri untuk menggerakkan institusi Kementerian Kesehatan secara maksimal sebagai pembantu Presiden menangani masalah kesehatan.

Bahkan, kata Zaenal, Menteri Kesehatan juga diharapkan mampu menggerakkan seluruh institusi di sektor kesehatan agar masyarakat diajak ikut berpartisipasi memberantas virus ini. “Mungkin memang kritikan masyarakat itu betul. Sebab masyarakat kan pasti menyaksikan sendiri di TV,” ujar Zaenal. (*end)