FUI: Arah Pemantauan Bakorpakem Pada Ahmadiyah Tidak Jelas

Forum Umat Islam mengkritisi pemantauan yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) terhadap komitmen Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) untuk kembali kepada Islam yang benar, hanya melalui pengamatan perilaku pengikut JAI.

"Kita kritik jangan hanya melihat perubahan perilakunya, misalnya memantau cara sholat, tidak ada gunanya mengukurnya jangan dari situ saja, sebab tata cara ibadah itu tidak multak bisa saja berbeda-beda, "ujar Ketua Tim Advokasi FUI Munarman kepada Eramuslim, di Jakarta, Kamis(28/2).

Menurutnya, dalam melakukan pemantauan yang terpenting adalah menggunakan parameter sistem akidah, yang sesuai dengan standar yang dianut oleh umat Islam diseluruh dunia.

Munarman menilai, metode pemantauan yang digunakan oleh Bakorpakem dan Balitbang Depag arahnya belum jelas, sebab tidak memfokuskan pada implementasi JAI untuk menghapuskan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi.

"Pengakuan itu yang paling pokok bisa diterapkan dalam organisasinya, bukan tata cara ibadahnya, "tandasnya.

Karenanya, Ia meminta, kepada Balitbang Depag dan juga Bakorpakem untuk merubah metode penelitian yang digunakan dari metode sosial, kepada metode hukum yang disesuaikan dengan norma-norma hukum Islam.

Sebelumnya, sekitar 25 orang dari Forum Umat Islam yang terdiri dari Ketua FUI H. Mashadi, Sekjen M.Al-Khaththath, KH. Rasyid, serta lainnya kemarin (27/2), bertemu dengan Kepala Balitbang Depag Atho Mudzhar dan jajaran peneliti Balitbang, untuk memberikan masukan tentang pemantauan yang dilakukannya terhadap jemaat Ahmadiyah Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Munarman juga mengingatkan agar Depag dan Bakorpakem tidak salah mengambil keputusan yang akhirnya melegalisasikan keberadaan Ahmadiyah di Indonesia. "Kalau Depag dan Bakorpakem salah mengambil keputusan akan menjadi bencana besar, "pungkasnya.

Pengakuan Ahmadiyah dalam 12 butir, yang salah satunya meyakini Nabi Muhammad SAW, adalah khatamun nabiyyin (nabi penutup), tidak akan menutupi penyimpangannya terhadap ajaran Islam. Sebab, dalam situs resminya (WWW.Ahmadiyya.or.id) tampak jelas jemaat Ahmadiyah tetap meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi. (novel)