Guru yang Lumpuh Usai Vaksin Didiagnosis GBS, Ini Respons Keluarga

Menurut Yayu, selama ini kondisi sang kakak baik-baik saja. Tidak ada gangguan sakit serius dialami Susan. Namun pada tahun 2006 silam, kakaknya pernah dirawat dan lemas namun menurut keterangan dokter saat itu dipicu karena gejala typus.

“Dulu pernah lemas, dan pernah dirawat di RSUD Palabuhanratu, tapi itu bukan penyakit lumpuh dan lain sebagainya. Itu typus, pernah dirawat selama 3 hari, kalau enggak salah kata mamah tahun 2006. Tiga hari dirawat di sana itu gejala typus bukan lumpuh,” ungkap Yayu.

“Padahal si teteh itu sehat, teteh itu orangnya energik, semangat, guru tari bayangin. Enggak permah sakit teteh itu, namun tiba-tiba kondisinya seperti ini. Mungkin kalau untuk GBS kita enggak tahu kedokteran si teteh diperiksa di RSHS. Kemudian keluar diagnosa GBS karena kita tidak tahu kedokteran, jadi ya mungkin yang dialami oleh tubuh si teteh,” sambung dia.

Yayu kembali menegaskan tidak menyalahkan vaksin. Namun, ia berharap ada perhatian dan tanggung jawab dari pihak terkait karena faktanya Susan mengalami sakit usai vaksinasi.

“Sekali lagi dari awal kita enggak mempermasalahkan vaksin, Yayu juga divaksin dan faktanya Yayu enggak kenapa-kenapa. Persoalan si teteh, cuma mungkin pemicunya dimasukkan vaksin. Harapan keluarga karena ini kejadiannya setelah vaksin ada tanggung jawab ada perhatian gitu kan ya. Seperti itu, dari awal enggak mempermasalahkan vaksinnya, cumankan kejadiannya setelah vaksin,” kata Yayu.

Yayu juga meminta penjelasan terperinci. Dia ingin kakaknya bisa kembali sehat seperti dulu. “Keterangan KIPI, hanya sekilas kurang jelas. Si teteh kan di rumah sakit juga diambil cairan tulang sumsum belakang, itu katamya normal,” ujar dia.(dtk)