HUT Jakarta Gak Penting, Orang Jakartanya Diusir, Aseng Pada Masuk…

Eramuslim.com – Meski telah berusia 489 tahun, ternyata masih banyak warga yang tidak tahu tanggal lahir Jakarta. Bahkan, beberapa diantara mereka berpikir skeptis tanpa perlu ada sedikit pun antusias kegembiraan merayakan hari ulang tahun (HUT) Jakarta.

“HUT Jakarta? Ga tahu saya. Tapi gak penting juga, sih. Orang Jakartanya aja diusir, gimana mau rayain HUT?” ujar salah seorang warga, Zainal (32), Kamis (23/6).

Pernyataan Zainal tersebut mengacu pada aksi penggusuran sejumlah warga DKI di beberapa wilayah. Mulai dari Kampung Pulo, Luar Batang hingga Pasar Ikan Aquarium. Di sisi lain, banyak sekali orang cina yang sekarang berdatangan memenuhi semua sudut Jakarta, entah legal atau haram.

luar batang“Mereka semua warga DKI, tapi justru terasingkan di rumah sendiri,” tutur warga Tanah Abang tersebut.

Warga lainnya, Khuswatun (23), menilai HUT DKI tidak lagi dirayakan seperti era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) tahun 2013 lalu.

Saat itu, Jokowi menggelar Jakarta Night Festival atau Malam Muda-mudi yang berkonsep car free day di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat, Gedung Balai Kota, hingga Jalan Sudirman.

Usai seremoni bersama warga dan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Balai Kota, Jokowi berjalan kaki ke arah Bunderan HI untuk menyapa warga Jakarta.

“Harusnya, tidak masalah adakan pesta rakyat. Kan,  cuma setahun sekali. Lagian, dana yang dipakai kan uang rakyat juga, klo baliknya ke mereka (warga) lagi, masa mau dibilang hura-hura?” timpalnya.

Sementara itu, Rizki (41), menilai HUT Jakarta memang tidak perlu dimeriahkan dengan acara yang boros anggaran.

Seperti yang dilakukan pelaksana tugas (Plt) Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai suksesor Jokowi di tahun berikutnya saat menyelenggarakan HUT Ke-487 DKI Jakarta.

Ahok, justru memangkas dana anggaran festival budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada pemerintahan Jokowi, sebesar Rp 1 miliar, untuk acara pesta dan karnaval.

“Itu lebih positif, daripada hanya seremoni dan simbolisasi. Ahok memang berorientasi hasil daripada seremoni. Daripada duitnya dipake pesta sehari ludes, mendingan dipake buat beli bus transjakarta atau bangun taman,” paparnya.

Jakarta, terlahir dengan nama Jayakarta, tanggal 22 Juni 1527. Di tanggal itu, pasukan Fatahillah sebagai panglima Kesultanan Demak merebut Sunda Kelapa dari kekuasaan Portugis.

Untuk perayaan HUT DKI tahun ini, Ahok lebih memilih dengan aktifitas substansif. Mulai dari peletakan batu pertama pembangunan tiga proyek Asian Games 2018, yakni light rail transit (LRT), arenaequestrian (pacuan kuda), dan velodrome (balap sepeda).

Ahok juga meresmikan berbagai sistem pembayaran online, seperti E-Samsat, E-Pajak, dan E-Ticketing Museum. Termasuk juga, peresmian pelayanan akta kelahiran terintegrasi RSUD serta penandatanganan perjanjian kerja sama bersama 13 bank.

Kendati demikian, malam Muda-mudi yang berkonsep car free night tetap terselenggara dengan panggung hiburan di Monas yang dibiayai CSR Phillips.(ts/rmol)