Investasi Perikanan Indonesia Melalui PMDM dan PMA 2004 – 2005 Masih Rendah

Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Departemen Kelautan dan Perikanan, Aji Sularso mengatakan, investasi bidang perikanan melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2004 dan 2005 masih menunjukan angka yang rendah. Padahal suku bunga kredit rata-rata pertahun mencapai 12 persen. Angka tersebut cukup tinggi untuk dapat menarik minat investor dibidang perikanan.

"Rendahnya investasi dibidang perikanan disebabkan tidak tercatatnya investasi tersebut dalam industri pengolahan, selain itu sumber daya kelautan belum banyak digali, bahkan sumber daya perikanan lebih banyak dinikmati pihak asing, ‘" jelasnya disela-sela paparan ekonomi politik di Gedung CIDES Jakarta, Rabu (15/02).

Menurutnya, pembangunan yang berbasis sumber daya alam mengalami fenomena yang memprihatinkan. Antara lain kurangnya kelestarian akibat terjadinya over exploited, kurangnya penerapan teknologi, hak pengelolaan kurang akuntabel dan tidak adil, serta terdapat kelemahan dalam pengawasan dan penegakan hukum.

Aji menegaskan, jika pembangunan nasional secara intensif difokuskan pada sektor yang berbasis SDA, maka akan berimplikasi positif terhadap pembangunan nasional. Namun sayangnya, sampai saat ini 3 pilar strategi pembangunan nasional (repitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan) yang diusung oleh SBY – JK belum terlihat gebrakannya.

"Potensi sektor kelautan dan perikanan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, diperkirakan mencapai sekitar 141,4 milyar US$/ tahun, " katanya.

Permasalah perekonomian terbesar yang terjadi pada tahun 2006 disektor perikanan, tambah Aji, disebabkan karena kenaikan harga BBM dan rencana kenaikan TDL sehingga mempengaruhi seluruh komponen usaha perikanan yang berakibat menurunnya kegiatan produksi. Selain itu, sistem perpajakan yang belum jelas menjadi penyebab investor asing kurang memberikan respon positif terhadap kegiatan produksi, di samping kondisi perbankan dan ekonomi makro yang belum kondusif. (Novel/travel)