Jokowi Salah Lagi Sebut Singapura Investor Terbesar RI, Beda Dengan Data Terbaru BKPM

JokowiBlenyun-300x350Eramuslim.com – Dalam kunjungan kenegaraan ke Singapura, Selasa (28/7), Jokowi bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengadakan jumpa pers di Istana Kepresidenan Singapura. Dalam kesempatan itu, Jokowi berpidato, yang transkripsi pidatonya dimuat dalam situs resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia pada Selasa kemarin juga.

Seperti tertera dalam transkripsi tersebut, Jokowi dalam pidatonya mengatakan antara lain Singapura adalah investor terbesar di Indonesia, investor nomor satu. “Kita tahu Singapura investor terbesar di Indonesia, nomor 1. Dan kita harapkan ke depan makin banyak lagi investor dari Singapura yang melakukan investasi di Indonesia,” ujar Jokowi.

Apa yang diungkapkan Jokowi itu berbeda dengan data yang baru saja dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dalam rilisnya pada Senin (27/7), BKPM menyebut Malaysia sebagai investor terbesar yang menanamkan modal di Indonesia sepanjang semester pertama 2015. Investor Malaysia menanamkan investasi sebesar US$ 2,6 miliar atau sekitar 18,6% dari total penanaman modal asing di Indonesia.

“Investasi Malaysia memang mengalami peningkatan melalui sektor telekomunikasi, di mana salah satu investornya, yaitu XL Axiata, mengalami tren pergeseran teknologi dari 3G ke 4G, peralatannya berubah,” ungkap Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, seperti banyak diberitakan media, Senin itu.

Azhar mengatakan, berdasarkan data BKPM, lima negara dengan investasi terbesar di Indonesia sepanjang semester I 2015 adalah Malaysia dengan US$ 2,6 miliar, Singapura sebesar US$ 2,3 miliar, Jepang sebesar US$ 1,6 miliar, Korea Selatan dengan US$ 0,8 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 0,6 miliar. Sementara itu lima negara yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia pada triwulan II 2015 adalah Malaysia (US$ 2,3 miliar), Singapura (US$ 1,1 miliar), Jepang (US$ 0,4 miliar), Amerika Serikat (US$ 0,3 miliar), dan British Virgin Islands (US$ 0,2 miliar).

Diakui Kepala BKPM Franky Sibarani, ada beberapa kejutan dalam realisasi investasi di paro pertama 2015. Salah satu kejutan adalah naiknya Malaysia secara mengejutkan ke posisi teratas investasi terbesar.

Kesalahan demi kesalahan kecil namun prinsipil dan memalukan ini memperlihatkan kualitas pemerintahan sekarang ini. Rezim sekarang sepertinya kutukan kepada bangsa Indonesia, yang masih saja tidak mau belajar menjadi cerdas dan kritis, sehingga diberikan pemimpin dengan kualitas KW-3 seperti ini. Naudzubillah min dzalik! (rz/pribuminews)