Jumatan Bersama Prabowo

Sang khatib Dr. H. Abdul Halim menjelaskan bahwa Islam melihat perbedaan bukan sebagai bencana tapi sebagai rahmat dan berkat. Al Quran surat Al-Hujurat ayat ke-13 menjelaskan bahwa manusia sudah diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.

Perbedaan itu bukan untuk saling bermusuhan, tapi untuk saling mengenal. “Yang terbaik di antara semuanya adalah mereka yang paling bertakwa,” ujar khatib.

Usai shalat Prabowo tidak menunggu lama dan langsung bergegas meninggalkan masjid.

Puluhan jamaah mengikutinya dan berdesakan mengerumuninya. Beberapa orang meneriakkan takbir. Prabowo melayani salaman dan selfi sambil tetap bergegas menuju mobil.

“Sayang sekali saya gak bisa selfi,” kata seorang jamaah asal Semarang. Ia mengaku sudah menunggu sejak pagi untuk bisa bersalaman dan berfoto bersama Prabowo.

Kehadiran Prabowo singkat tapi impaknya masif. Kalau selama ini ada pertanyaan “Prabowo Jumatan dimana” yang juga dijadikan tagar, maka semuanya terjawab sudah. Antusiasme masyarakat Semarang sangat luar biasa untuk bertemu Prabowo. Liputan media juga sangat besar sampai televisi nasional menyiapkan siaran langsung.

Reaksi takmir masjid yang sempat menolak Prabowo justru menjadi berkah. Semula media tidak memberikan perhatian besar tapi kemudian berebut meliput. Tangan Tuhan telah bekerja.

Sementara itu, di Garut Jokowi jumatan di masjid kabupaten didampingi gubernur Jabar Ridwan Kamil. Setelah jumatan Jokowi tidak langsung pergi tapi malah bagi-bagi sertifikat tanah.

Kreatif sekali presiden kita ini. Bagi-bagi sertifikat tanah tidak cukup di kantor kabupaten ataupun kantor gubernur, bahkan masjid pun dipakai untuk bagi-bagi sertifikat.

Ibarat main bola Jokowi bukan sekadar offside, tapi sudah menggiring bola di luar lapangan dan tidak mempedulikan lagi garis lapangan. Tendang sana tendang sini, tidak peduli aturan yang penting bagaimana caranya bisa bikin gol.

Pasti banyak alasan kalau disebut Jokowi melakukan kampanye di masjid. Kalau Prabowo bicara lima menit di masjid pasti sudah langsung dilaporkan ke Bawaslu. Itulah bedanya. (*)

*) Penulis: Dhimam Abror Djuraid  (Mantan Ketua PWI Jatim)

Pantauan dari Masjid Agung Kauman, Semarang.

PREORDER Eramuslim Digest 8, Satanic Finance… Mengungkap kekuasaan Uang merangsek ekonomi dunia termasuk negeri negeri Muslim.

Setelah kehancuran Khilafah Islamiyah Turki Utsmani tahun 1924, Zionis mengubah uang dinar emas dan dirham perak menjadi kertas-kertas bergambar (uang hampa/fiat money) yang berbeda sebutan untuk masing-masing negeri dan mengatur nilai takaran sesuai hawa nafsunya. Awal dari penjajahan halus terhadap negeri negeri dunia ketiga…hingga kini!

Daftarkan nama anda sebagai pemesan…
Melalui WA/SMS ke 085811922988, dengan menyebutkan judul buku, jumlah eksemplar, dan alamat kirimnya.

Harga Preorder Digest 8 Rp 80.000 (belum termasuk ongkirnya), terbit insyaAllah di tanggal 5 April 2019.

Klik link ini :

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/the-satanic-finance-eramuslim-digest-edisi-8.htm