Ketika Pose Jari Bos IMF pun Diatur Demi Pencitraan

Tak hanya itu, Andre juga mengaku tak heran jika memang IMF dan World Bank mengapresiasi dan memberi dukungan kepada pemerintahan Jokowi. Mengingat jamuan yang diberikan oleh Jokowi memang cukup mewah meski Indonesia saat ini tengah mengalami krisis dan mengalami banyak bencana alam.

“Pak Jokowi itu hebat, bisa berikan jamuan miliaran untuk kaum neolit, sementara bantuan untuk Lombok ya nanti dulu, nomor dua itu mah,” lanjut Andre.

Andre bahkan menyinggung soal penghargaan yang diterima oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Kata dia, penghargaan memang pantas diberikan untuk pendukung kaum neolit. Sementara dari bangsa sendiri Sri Mulyani justru tak dihargai apa-apa.

Foto ketika Bos IMF masih menunjukkan dua jari tanda V, sedangkan LBP cuma acungkan satu jari

“Ya itu, kan dapat juga penghargaan itu menterinya, tapi penghargaan dari bangsa neolit, bukan bangsa sendiri,” katanya.

Sebelumnya bos IMF dan World Bank memang terlihat sempat berpose mengacungkan jari telunjuk mereka saat upacara penutupan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, di Nusa Dua, Bali pada Minggu (14/10).

Kejadian itu terjadi saat Luhut Binsar Padjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berfoto bersama. Luhut kemudian menjelaskan kepada wartawan, bahwa pose tersebut tak terkait dengan urusan politik.

Pose jari telunjuk itu kerap diidentikan dengan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019. Jokowi dan Ma’ruf mendapatkan nomor urut 01 dalam Pilpres 2019.

Luhut menyatakan bahwa pose tersebut bermakna bahwa kedua lembaga internasional mengapresiasi penyelenggaraan IMF-WB yang dihelat di era Jokowi. Menurutnya, jari telunjuk berarti Indonesia nomor satu.

Luhut menegaskan bahwa Lagarde dan Kim tidak boleh berpolitik. Diakui Luhut, memang saat berpose di depan, Lagarde sempat menanyakan arti angka satu tersebut. [cnn]