Ketua MPR: RI Perlu Ajukan Nota Protes ke Australia Soal Ustadz Baasyir

Ketua MPR Hidayat Nur Wahid minta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan nota protes pada Australia atas upaya mencampuri urusan RI dalam kasus pembebasan Ustdaz Abu Bakar Baasyir.

“Saya melihat ada upaya campur tangan Perdana Menteri Australia John Howard dengan megirim surat kepada Presiden agar melakukan pengawasan terhadap aktifitas Ustad Abu Bakar Ba’asyir,” papar Nur Wahid kepada wartawan di Gedung MPR, Jakarta, Jum’at (16/6).

Menurutnya, mestinya Australia berterima kasih kepada Indonesia yang mampu mengungkap berbagai aksi teroris hingga menghukum para pelakunya. “Kalau sekarang Ustad Ba’asyir keluar dari LP karena sudah menjalani proses hukum, mestinya ya harus dihormati bukannya mencampuri,” ujar dia.

Sementara itu, anggota DPR dari FPDIP Sutradara Ginting menyatakan RI harus bersikap tegas terhadap Australia.Ia menambahkan, tindakan Howard itu sudah terlalu jauh mencampuri urusan negara lain. Dan kelakuan Australia itu memang harus dihadapi dengan cara yang keras karena selama ini negara itu memang berusaha mendikte,” kata dia.

Ia menambahkan, jika memang Australia punya bukti tentang keterlibatan Ustad Ba’asyir bisa saja menyampaikan kepada pihak Indonesia. Tetapi kalau tidak ada bukti lalu memaksakan kehendak agar menangkap atau mengawasi aktifitas orang, itu sudah menyalahiketentuan UU yang berlaku di Indonesia.

“Saya kira kalau Australia punya bukti, Indonesia akan terimakasih menerima itu tetapi kalau tidak ada bukti jangan coba-coba mencampuri,” tandasnya mengingatkan. (fud)