Lobi Jokowi Gagal, Saudi Aramco Pilih Malaysia Ketimbang Indonesia

Mesranya Aramco dan Malaysia. 

Berdasar penelusuran CNBC Indonesia, Saudi Aramco memang gencar ekspansi bisnis di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.

Maret tahun lalu, Aramco dan Petronas mengumumkan kerja sama mereka dengan membentuk dua usaha joint ventures untuk proyek pengembangan kilang dan petrokimia terpadu (Refinery and Petrochemical Integrated Development/RAPID Project).

Meski baru diumumkan Maret, tak perlu waktu bertahun-tahun seperti Cilacap, sampai akhirnya Petronas dan Aramco kembali mengumumkan proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel sehari dengan investasi US$ 7 miliar dan siap beroperasi pada tahun ini.

Mengutip Oil & Gas Journal, Aramco dan Petronas bahkan sudah menyelesaikan pembangunan kilang ini pada November lalu dan mulai beroperasi untuk uji coba di bulan berikutnya.

Kemesraan Malaysia dan Saudi Aramco makin kental dengan ditekennya perjanjian jangka panjang untuk proyek lepas laut antara perusahaan minyak Arab tersebut dan konsorsium Technip FMC Plc – Malaysia Marine and Heavy Engineering Sdn Bhd (MMHE).

Kesepakatan ini diteken pada 26 November 2018 dengan masa kontrak 6 tahun dan perpanjangan dengan waktu serupa. Mengutip Malay Mail, perjanjian bisnis ini meliputi proyek engineering, procurement, fabrication, transportasi, dan instalasi fasilitas migas lepas laut untuk proyek di perairan Arab Saudi.

Jadi, sementara Malaysia sudah basah dan berenang di lautan investasi Arab Saudi. Kapan giliran Indonesia kecipratan barang setetes atau dua tetes dari raksasa minyak dunia itu? [cnbc]