LP3ES: Kemarahan Jokowi Gak Ada Artinya, Malah Bikin Ekonomi Makin Tak Efisien

Tak hanya itu, Didik juga menyebutkan bahwa keseimbangan primer, atau selisih total pendapatan negara dikurangi belanja negara diluar pembayaran bunga utang, negatif. Di mana capaian pemerintahan saat ini lebih rendah dari pemerintahan diera sebelum Jokowi.

Karena ini juga akhirnya warisan hutang untuk presiden dan generasi bangsa selanjutnya semakin tinggi.

“Selama berpuluh-puluh tahun keseimbangan primer itu tidak negatif. Baru sekarang ini negatifnya ampun-ampunan, jumlahnya sangat besar. 2020 itu 500 triliun (rupiah). Nah ini kan membikin APBN seperti ngawur-ngawuran. Dengan alasan untuk covid, tapi implementasinya sendiri rendah,” ungkap Didik J Rachbini.

“Analisis saya pemerintah sekarang, presiden, semakin lama semakin membikin ekonimi tidak efisien. ICOR-nya 6,4 persen. Berarti untuk naikan 1 persen pertumbuhan ekonomi diperlukan 6,4 persen tambahan modal. Zaman pak Harto dulu 4 persen. Jadi ini makin boros dan semakin defisit,” pungkasnya. (rmol)