Merendahkan PTDI, Nasionalisme Marsekal Agus Patut Dipertanyakan

CN-235-versiEramuslim.com – Nasionalisme Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna dipertanyakan. Hal ini terkait penyataannya bahwa PT Dirgantara Indonesia (PT DI) membuat sayap tidak bisa. Karena itulah pihaknya lebih memilih membeli helikopter AgustaWestland AW101 buatan Italia-Inggris untuk keperluan operasional very very important person (VVIP) ketimbang EC-725 bikinan PT DI.

“Pernyataan KSAU yang menyebut bahwa ‘PT DI bikin sayap saja tidak bisa’ itu menjadi gambaran nyata dari mentalitas pejabat kita yang minim rasa nasionalismenya, meski seorang militer sekalipun,” jelas pengamat politik Ma’mun Murod Al Barbasy (Minggu, 29/11).

“Mentalitas pejabat seperti ini terlalu banyak jumlah di Indonesia. Mental yang menggambarkan rendahnya rasa kebangsaan, mental yang tak ingin Indonesia maju, mental ‘memburu rente’ atas jabatan yang disandangnya,” sambung dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.

Karena terlalu banyaknya pejabat bermental seperti KSAU tersebut, wajar bila Indonesia tak punya marwah di mata negara-negara lain.

“Di kala rakyat China bangga dengan produk-produk dalam negerinya, di kala rakyat India bangga dengan produk-produk dalam negerinya, justru ada pejabat yang melecehkan bangsanya sendiri hanya karena untuk memutuskan ‘proyek’ pembelian Helicoter Kepresidenan dengan nilai hampir 1 triliun,” tandasnya.

Sebelumnya, saat ditanya kenapa TNI AU tidak membeli helikopter buatan PT DI, KSAU menjawab,” Kalau nanti helikopter (EC 275 Coungar) ada apa-apa bagaimana? Siapa yang mau disalahkan?”

Dia mengingatkan pengalaman prajurit matra udara saat memesan helikopter Super Puma pada rencana strategis (renstra) 2009-2014. Saat itu, TNI AU baru menerima sembilan dari 16 unit helikopter Super Puma yang dipesan.

“Sementara pengiriman tidak tepat waktu sehingga mengganggu proses operasional,” imbuh KSAU, seperti dikutip dari sebuah media.

Karena itu, TNI AU kini terkesan cuek terhadap PT DI untuk memproduksi sisanya. Bahkan, dia menganggap bahwa PT DI tidak mampu memproduksi alutsista udara. “Saya rasa bikin sayap saja (PT DI) tidak bisa,” demikian Agus Supriatna, yang di PT DI menjabat sebagai Komisaris Utama. (ts/RMOL)